Sumber foto: google

5 Cara Yang Bisa Dicoba Untuk Menghadapi Emosi Anak agar Tak Trauma Setelah Perceraian Orangtua

Tanggal: 21 Apr 2025 08:31 wib.
Perceraian orangtua adalah pengalaman yang sulit tidak hanya bagi pasangan suami istri, tetapi juga bagi anak-anak yang terlibat. Anak yang menyaksikan perpisahan ini cenderung mengalami gejolak emosi yang mendalam, seperti kekecewaan, kemarahan, kesedihan, dan kebingungan akan situasi yang terjadi. Psikolog Klinis Maria Fionna Callista menekankan pentingnya perhatian terhadap gejolak emosi ini, sebab jika tidak ditangani dengan baik, bisa menimbulkan luka emosional yang mendalam, rasa dendam, atau bahkan trauma yang akan terbawa hingga dewasa.

Orangtua memiliki peran krusial dalam mendampingi dan membantu anak melewati fase emosi yang sulit ini. Maka dari itu, berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan oleh orangtua untuk menyikapi dan mengelola emosi anak setelah perceraian.

1. Terbuka terhadap emosi anak 
Penting bagi orangtua untuk menciptakan ruang aman di mana anak merasa nyaman untuk mengekspresikan perasaannya tanpa rasa takut. Meski orangtua mungkin sendiri tengah berjuang, penting bagi mereka untuk menunjukkan empati dan memahami bahwa anak juga merasakan perubahan yang signifikan dalam hidup mereka. “Orangtua sebisa mungkin harus bersikap terbuka dengan emosi anak. Kita semua menjalani konflik, namun kita juga harus berupaya berempati terhadap anak,” jelas Fionna.

2. Ajak anak bercerita
Anak mungkin membutuhkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka. Sediakan waktu khusus untuk mendengarkan cerita mereka. Dengan melakukan ini, orangtua tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga membantu anak untuk memproses apa yang mereka rasakan. “Ajak anak berbincang, curhat, dan jangan ragu untuk menjadi pendengar yang baik. Ini akan membantu mereka meredakan emosi yang terpendam,” tambahnya.

3. Jangan interupsi cerita anak  
Saat mendengarkan anak, penting untuk tidak memotong pembicaraan mereka. Anak perlu merasa bahwa apa yang mereka katakan dihargai. Memvalidasi emosi yang mereka ungkapkan sangat membantu dalam memperkuat ikatan emosional antara orangtua dan anak. “Hindari membantah atau menyela. Menjadi pendengar aktif adalah kunci untuk membuat anak merasa didengar,” jelas Fionna.

4. Gali pemicu emosi anak 
Mengidentifikasi apa yang sebenarnya membuat anak merasa kecewa atau marah adalah langkah penting bagi orangtua. Dengan memahami pemicu ini, orangtua bisa menghindari konflik yang tidak perlu dan berusaha mencari solusi yang lebih bijak. Selain itu, mengetahui penyebab emosi anak juga membantu orangtua mengambil langkah preventif agar anak tidak mengalami trauma lebih lanjut.

5. Bangun lingkungan yang aman secara emosional 
Pada masa-masa sulit seperti ini, anak tetap perlu merasakan cinta dan perhatian dari orangtuanya. Penting untuk menciptakan suasana rumah yang hangat sehingga anak merasa penting dan dicintai, meskipun mereka tidak lagi tinggal dengan kedua orangtua dalam satu atap. “Orangtua yang bercerai perlu membangun lingkungan yang aman dan penuh kasih agar anak merasa bahwa kasih sayang orangtua tetap ada,” ungkap Fionna.

Menghadapi emosi anak pasca-perceraian adalah proses yang tidak instan. Kesabaran, kepekaan, dan komitmen untuk hadir secara emosional sangat diperlukan agar anak tidak tumbuh dengan luka yang terpendam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved