25,22 Juta Penduduk Indonesia Hidup dalam Kemiskinan per Maret 2024
Tanggal: 2 Jul 2024 10:35 wib.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia merilis data yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di negara ini mencapai 25,22 juta orang, atau sekitar 9,03 persen dari total populasi pada bulan Maret 2024. Lebih lanjut, Plt Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi, menjelaskan bahwa angka ini menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, di mana persentase penduduk miskin turun sekitar 0,33 persen poin dan jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 0,68 juta orang. Hal ini merupakan indikasi positif bahwa kemiskinan di Indonesia sedang mengalami penurunan.
Dari data yang dirilis, terlihat bahwa penurunan angka kemiskinan terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 adalah sekitar 7,09 persen atau 11,64 juta orang, sedangkan penduduk miskin perdesaan mencapai 11,79 persen atau 13,58 juta orang. Meskipun demikian, Imam juga menekankan bahwa tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi, sementara di pedesaan sudah lebih rendah dari periode sebelum pandemi. Data ini mengindikasikan bahwa pemerintah perlu lebih fokus dalam menangani kemiskinan di wilayah perkotaan.
Selain itu, BPS juga melaporkan bahwa persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, mencapai 19,39 persen. Di sisi lain, Pulau Kalimantan memiliki persentase penduduk miskin terendah, yakni 5,44 persen. Walaupun demikian, Pulau Jawa masih menjadi tempat tinggal bagi sebagian besar penduduk miskin, dengan jumlah mencapai 13,24 juta orang, yang mana jumlah ini jauh lebih tinggi daripada jumlah penduduk miskin terendah di Pulau Kalimantan yang hanya sekitar 94 ribu orang.
Dari segi garis kemiskinan, pada bulan Maret 2024, garis kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar Rp582.932 per kapita per bulan. Dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp433.906 (74,44 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp149.026 (25,56 persen). Data ini menjadi indikasi penting bagi pemerintah dalam merancang program bantuan sosial dan pembangunan ekonomi guna mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Selain itu, dalam penghitungan rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia, terdapat sekitar 4,78 anggota per rumah tangga. Hal ini menjadikan besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata sebesar Rp2.786.415 per bulan. Data-data ini bisa menjadi dasar bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan bantuan sosial yang tepat sasaran guna mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Dengan adanya penurunan angka kemiskinan di Indonesia, pemerintah perlu terus meningkatkan program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan, serta mengoptimalkan alokasi anggaran untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Abdi selaku masyarakat pun perlu turut serta dalam upaya-upaya untuk mengatasi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualifikasi pendidikan, membuka lapangan kerja, serta memperkuat infrastruktur ekonomi di wilayah pedesaan. Dengan demikian, diharapkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia dapat terus mengalami penurunan dan masyarakat dapat hidup dalam kondisi yang lebih sejahtera.