Zelensky Mengajak China Ikut Perundingan Damai Ukraina-Rusia
Tanggal: 20 Mei 2024 10:03 wib.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan negara-negara seperti China dalam menghadapi serangan baru dari Rusia. Zelensky meminta Beijing untuk turut serta dalam perundingan perdamaian yang direncanakan akan berlangsung bulan depan. Dalam panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping, Zelensky mengungkapkan bahwa Xi meyakinkannya akan dukungan China terhadap integritas teritorial Ukraina.
Meskipun sebelumnya Beijing tidak pernah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan mengklaim sikap netral dalam konflik tersebut, Xi Jinping telah menyerukan negosiasi yang mempertimbangkan posisi kedua negara. Zelensky menekankan pentingnya melibatkan negara-negara besar seperti China dalam upaya perdamaian, karena hal ini dapat memengaruhi sikap Rusia dan menambah tekanan bagi negara tersebut.
Pada pertemuan internasional yang dijadwalkan akan diselenggarakan di Swiss bulan depan, Ukraine berharap China juga akan turut serta. Presiden Ukraina menyoroti betapa vitalnya kehadiran negara-negara global seperti China dalam perundingan tersebut, serta menekankan kebutuhan untuk lebih banyak negara yang mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Selain itu, Zelensky juga menegaskan perlunya jaminan dari pihak China terkait integritas teritorial Ukraina. Meskipun Xi Jinping telah memberikan dukungan verbal, Zelensky juga menyatakan bahwa belum ada kepastian mengenai tindakan konkret yang akan diambil oleh China dalam menghadapi konflik Ukraina-Rusia.
Presiden Ukraina juga menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan pihak China dalam perundingan internasional di Swiss, dimana pertemuan tersebut diharapkan akan membuka jalan bagi proses perdamaian di Ukraina. Menurut laporan Reuters, perundingan tersebut telah menarik delegasi dari lebih dari 50 negara, termasuk China yang hingga saat ini belum memberikan komitmen pasti terkait partisipasinya.
Di sisi lain, Rusia belum diwakili dalam perundingan perdamaian internasional yang telah berlangsung sejauh ini. Meskipun demikian, China telah menghadiri satu pertemuan yang diselenggarakan oleh Arab Saudi. Menariknya, dalam kunjungannya ke Eropa baru-baru ini, Xi Jinping menolak tuduhan bahwa China mendukung perang Rusia di Ukraina, dan menegaskan bahwa China menentang penggunaan krisis Ukraina untuk memprovokasi Perang Dingin yang baru.
"Mereka mendukung, tetapi apa yang akan mereka lakukan, kita belum tahu," kata Zelensky, mengutip CNN, Sabtu (18/5).
Meskipun demikian, Zelensky menyambut dengan skeptis proposal gencatan senjata Olimpiade global yang diusulkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia menyatakan ketidakpercayaannya terhadap jaminan bahwa Rusia akan mematuhi gencatan senjata tersebut, serta risiko bahwa Rusia akan memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat pasukannya di wilayah Ukraina.
Dalam konteks ini, partisipasi China dalam perundingan perdamaian Ukraina-Rusia menjadi sangat penting. Dengan dukungan dari negara-negara besar seperti China, Ukraina dapat memperkuat posisinya dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan, dan menekan Rusia untuk mempertimbangkan solusi damai dalam konflik tersebut. Keikutsertaan China juga akan menjadi sinyal kuat bagi Rusia bahwa sikap internasional terhadap konflik Ukraina semakin solid, dan akan memperkuat tekanan internasional terhadap pihak Rusia.
Partisipasi China dalam perundingan perdamaian Ukraina-Rusia menjadi krusial dalam upaya mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari negara-negara besar seperti China, Ukraina dapat memperkuat posisinya dalam mencapai kesepakatan damai yang berkeadilan, serta menekan Rusia untuk mempertimbangkan solusi damai dalam konflik tersebut.