Zelensky Desak Trump Bantu Realisasikan Pertemuan dengan Putin di Turkiye
Tanggal: 14 Mei 2025 18:40 wib.
Tampang.com | Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mendesak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membantu merealisasikan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Turkiye pada Kamis (15/5/2025). Zelensky menilai bahwa Putin tidak serius dalam mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022 dan pertemuan tersebut sangat penting untuk memajukan gencatan senjata yang dapat menghentikan kekerasan.
Zelensky Menekankan Pentingnya Pertemuan Langsung dengan Putin
Berbicara di Kyiv pada Selasa (13/5/2025), Zelensky menegaskan bahwa pertemuan langsung dengan Putin adalah kunci untuk memulai proses perdamaian. "Ini perangnya. Oleh karena itu, negosiasi harus dilakukan dengannya," ujar Zelensky. Ia menambahkan, jika Putin menolak hadir, maka sanksi berat terhadap Rusia harus segera dijatuhkan oleh negara-negara Barat.
Zelensky juga menyatakan bahwa jika Putin tidak bersedia hadir dalam pertemuan tersebut, hal itu akan menjadi sinyal bahwa Kremlin tidak berniat untuk mengakhiri perang. "Putin tidak ingin perang berakhir, tidak menginginkan gencatan senjata, tidak menginginkan negosiasi apa pun," katanya.
Donald Trump Pertimbangkan Kehadiran dalam Pembicaraan
Donald Trump, yang saat ini tengah melakukan kunjungan ke Timur Tengah, menyebut bahwa ia akan mempertimbangkan untuk hadir dalam pertemuan tersebut. Trump menyatakan bahwa pertemuan ini bisa menghasilkan "beberapa hasil yang cukup baik" dalam upaya mengakhiri perang. Zelensky berharap, jika Trump mengonfirmasi kehadirannya, itu akan memberikan dorongan tambahan bagi Putin untuk datang.
Selain Trump, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dijadwalkan untuk menjadi bagian dari delegasi Amerika Serikat dalam pembicaraan yang akan digelar di Istanbul.
Serangan Rusia Terus Berlanjut di Tengah Diplomasi
Sementara itu, di tengah upaya diplomasi, Rusia terus melanjutkan serangan militernya. Dua warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan udara yang terjadi di wilayah Kharkiv, Ukraina timur. Zelensky pun menekankan bahwa jika Putin menolak untuk hadir dalam pertemuan, negara-negara Barat harus segera menjatuhkan sanksi paling keras kepada Rusia. "Penolakan untuk hadir akan menjadi sinyal yang jelas bahwa mereka tidak ingin mengakhiri perang," ungkap Zelensky.
Posisi Rusia dan Tekanan dari Eropa
Hingga saat ini, Moskwa belum mengonfirmasi siapa yang akan hadir dalam perundingan. Juru bicara Kremlin menghindari memberikan kepastian, sementara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyatakan bahwa perundingan tersebut akan digunakan untuk mengangkat tujuan utama Rusia, seperti "de-Nazifikasi" Ukraina dan penggabungan wilayah baru ke dalam Federasi Rusia. Narasi ini ditolak keras oleh Kyiv dan negara-negara Barat, yang menganggapnya sebagai bentuk perampasan wilayah secara paksa.
Sementara itu, tekanan dari negara-negara Eropa terhadap Rusia semakin meningkat. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, serta Kanselir Jerman, Friedrich Merz, memperingatkan bahwa Rusia akan menghadapi sanksi baru dari Uni Eropa jika tidak menunjukkan "kemajuan nyata" dalam pembicaraan damai.
Zelensky Siap Bertemu di Istanbul atau Ankara
Zelensky dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, di Ankara pada Rabu atau Kamis. Ia menyatakan bahwa ia siap untuk bertemu Putin, baik di Istanbul maupun Ankara, untuk memastikan jalannya pertemuan yang diharapkan dapat menciptakan gencatan senjata.
Pertemuan langsung antara pejabat tinggi Ukraina dan Rusia terakhir kali digelar di Istanbul pada Maret 2022, namun tidak menghasilkan kesepakatan. Sejak saat itu, kontak antara kedua belah pihak sangat terbatas, dengan hanya fokus pada isu-isu kemanusiaan seperti pertukaran tawanan perang dan pemulangan jenazah prajurit.