Waspada! Gempa Besar dan Tsunami Mengancam Warga Amerika Serikat
Tanggal: 17 Jun 2024 20:32 wib.
Warga Amerika Serikat mulai merasa gelisah dan khawatir dengan adanya peringatan dari ilmuwan tentang ancaman gempa bumi dan tsunami berskala besar yang mengintai wilayah mereka, terutama di pesisir Pacific Northwest. Para ilmuwan menyebutkan bahwa ancaman dari zona subduksi Cascadia, yang berpotensi memicu gempa berkekuatan besar dan tsunami, merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapi dengan serius.
Menurut informasi dari ilmuwan, terdapat patahan sepanjang 700 mil yang dikenal sebagai Zona Subduksi Cascadia, terletak 100 mil di lepas pantai California Utara hingga Pulau Vancouver. Patahan ini memiliki potensi untuk memicu gempa berkekuatan 9,0 skala Richter yang dapat disertai oleh tsunami, serupa dengan peristiwa yang terjadi di Jepang pada tahun 2011. Menurut Diego Melgar, seorang ahli seismologi di Universitas Oregon, 30 hingga 40 tahun yang lalu, tidak ada prediksi bahwa wilayah Pacific Northwest akan menghadapi ancaman gempa bumi besar.
Sebuah studi yang dilaporkan dalam jurnal Science Advance mengungkapkan bahwa zona subduksi tersebut terbagi menjadi 3 hingga 5 segmen, masing-masing dengan karakteristik geologi yang unik. Salah satu potensi bahaya terbesar terjadi ketika bagian patahan di lepas pantai Washington mengalami retakan, yang memiliki kemungkinan besar untuk memicu gempa bumi dahsyat. Pengetahuan mengenai ancaman ini semakin mendesak karena tidak ada bangunan yang dibangun sebelum tahun 2005 yang dirancang untuk tahan terhadap gempa bumi dengan kekuatan dan durasi yang mungkin terjadi akibat zona subduksi Cascadia.
Corina Allen, kepala ahli geologi bahaya di Washington Geological Survey, menyebutkan bahwa tidak ada fasilitas seperti jembatan, gedung, rumah sakit, dan sekolah yang berada di wilayah yang berpotensi terkena tsunami yang dapat bertahan dari gempa bumi dan tsunami setelahnya. Kekhawatiran juga dinyatakan oleh Yumei Wang, penasihat senior infrastruktur dan risiko di Portland State University, yang mengungkapkan bahwa langkah-langkah perlindungan yang diperlukan untuk masyarakat belum dilakukan secara optimal.
Dalam konteks ini, bangunan yang terbuat dari batu bata dan pasangan bata dianggap paling rentan terhadap gempa bumi, sementara bangunan berbingkai kayu sangat rentan terhadap kekuatan tsunami. Kurun waktu sejarah geologi wilayah tersebut menunjukkan bahwa rata-rata gempa besar dan tsunami terjadi setiap 500 tahun. Meskipun tidak ada cara pasti untuk memprediksi kapan ancaman ini akan terjadi, estimasi mengindikasikan bahwa kemungkinan peristiwa tersebut akan terjadi dalam 200 tahun mendatang atau bahkan lebih cepat.
Dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi ancaman tersebut, diperlukan investasi yang besar dan waktu yang cukup panjang. Melgar optimis bahwa usaha ini tidak akan sia-sia. Namun demikian, tantangan sebenarnya terletak pada kesediaan masyarakat untuk menginvestasikan miliaran dolar untuk mempersiapkan sesuatu yang mungkin tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Kendati demikian, para pakar peletakan infrastruktur dan evakuasi vertikal di zona tsunami menjadi sangat penting sebagai upaya penyelamatan bagi masyarakat. Sekali lagi, hal ini menekankan perlunya kewaspadaan akan ancaman yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.