Waspada! Banjir Rob Mengancam Jakarta Utara Hingga Mei 2025
Tanggal: 27 Mei 2025 22:26 wib.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberikan peringatan kepada masyarakat yang tinggal di pesisir Jakarta Utara untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir rob. Fenomena yang bisa memicu banjir ini akan berlangsung dari tanggal 24 hingga 31 Mei 2025, yang disebabkan oleh fenomena alam bernama "supermoon".
"Kami ingin mengingatkan agar masyarakat lebih bersiap dan waspada terhadap fenomena supermoon yang akan datang pada akhir Mei nanti," jelas Kristian Gottam Marudut Sihombing, Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, dalam keterangannya di Jakarta, pada hari Selasa.
Selanjutnya, BPBD juga mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Hal ini penting untuk menghindari penumpukan sampah yang dapat menyumbat saluran air dan mengakibatkan genangan yang berpotensi menjadi pusat penyebaran penyakit.
Kristian menambahkan dalam acara "Dialog Tanggap Bencana Kentongan" bahwa fenomena supermoon tidak bisa dianggap remeh karena dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap pasang surut air laut. Supermoon ini adalah terjadi ketika bulan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi sehingga tampak lebih besar dan cerah daripada biasanya. Kejadiannya memang sulit diprediksi dan bisa terjadi beberapa kali dalam setahun.
Salah satu dampak paling nyata dari fenomena ini adalah meningkatnya ketinggian air laut yang dapat menyebabkan banjir rob, terutama di wilayah pesisir yang rentan. Banjir rob tidak hanya berpotensi merusak infrastruktur yang ada, tetapi juga bisa mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan serta menimbulkan korban jiwa di kalangan masyarakat pesisir.
Sehubungan dengan masalah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bersama dengan pemerintah pusat, sedang melakukan berbagai langkah untuk memperbaiki infrastruktur di daerah pesisir. Salah satu upaya yang dijalankan adalah kegiatan penanaman mangrove di daerah pesisir yang diyakini bisa berfungsi sebagai penghalang alami terhadap banjir rob.
Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga sedang mengembangkan sistem peringatan dini bencana yang berbasis digital, yang dikenal dengan nama Disaster Warning System (DWS). Sistem ini ditujukan untuk memberikan informasi dan peringatan kepada warga yang tinggal di daerah rawan banjir.
"Kami tengah berupaya menambah jumlah DWS agar informasi peringatan dini dapat lebih efektif dan cepat tersebar kepada masyarakat," kata Kristian.
Selain itu, pemprov juga mempertimbangkan proyek pembangunan rumah apung sebagai solusi inovatif untuk melindungi masyarakat. Dengan menciptakan rumah yang mampu mengapung saat terjadinya banjir rob, diharapkan risiko kerugian dapat diminimalkan.
"Kami juga aktif menyosialisasikan program pembangunan tersebut kepada masyarakat agar mereka bisa lebih siap dan memahami langkah-langkah yang diambil untuk menghadapi bencana ini," ujar Kristian.
Dengan adanya inisiatif-inisiatif ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman banjir rob yang bisa terjadi akibat fenomena alam yang tidak terduga.