Wabah Infeksi Bakteri Pemakan Daging Merebak di Jepang
Tanggal: 26 Jun 2024 22:42 wib.
Wabah infeksi bakteri pemakan daging atau Streptococcus pyogenes dilaporkan tengah merebak diseluruh wilayah Jepang.“Ada banyak faktor terkait mekanisme di balik bentuk Streptococcus yang parah dan tiba-tiba dan kami belum berada pada tahap menjelaskannya,” kata NIID.
Namun, wabah infeksi itu juga berbarengan dengan ancaman penyakit di musim panas. Terkait hal itu, Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo mengimbau seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Jepang untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan menjaga asupan makanan yang baik, bersih, sehat dan bergizi. Selain itu, WNI juga diminta untuk meminum banyak air putih, menggunakan topi atau payung, mengenakan pakaian ringan dan longgar, menggunakan tabir surya guna menghindari terkena sengatan panas (heat stroke).
Gejala awal yang ditimbulkan dari terserang infeksi bakteri yang masuk ke dalam Grup A Streptococcus (GAS), di antaranya demam, nyeri dan radang tenggorokan, tetapi dapat berkembang dengan cepat dan mengancam nyawa penderita karena berujung kegagalan organ hanya dalam hitungan hari. Bakteri dapat menimbulkan kondisi yang serius jika menembus hingga aliran darah dan jaringan dalam. Dari situlah, bakteri menyebar dan mulai memproduksi eksotoksin yang merusak sel serta jaringan tubuh. Kelompok paruh baya dan lansia di atas 50 tahun cenderung lebih rentan terhadap sindrom tersebut.
Setelah timbul gejala awal, seperti demam, nyeri dan mulai, tekanan darah menjadi rendah dan kondisi kian memburuk hanya dalam waktu 24 hingga 48 jam.“Sebagian besar kematian terjadi dalam 48 jam. Saat pasien merasakan kaki mereka bengkak di pagi hari, itu dapat menyebar ke lutut di siang hari dan dapat mengancam nyawa mereka dalam 48 jam,” menurut pakar penyakit menular Tokyo Women’s Medical University Ken kikuchi.
Meskipun upaya pencegahan telah dilakukan, penyebaran wabah infeksi bakteri pemakan daging masih merupakan masalah serius di Jepang. Masalah ini mengingatkan kita akan pentingnya kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dan pengawasan ketat terhadap industri makanan. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, produsen makanan, dan masyarakat dalam hal ini untuk mencegah dan mengatasi wabah infeksi bakteri pemakan daging agar tidak terus merebak di Jepang.
Kecemasan akan penyebaran bakteri pemakan daging di Jepang juga mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran akan kebersihan dan keamanan pangan di setiap langkah produksi, pengolahan, dan penyajian makanan. Kesadaran ini harus tersebar luas di masyarakat agar dapat mengurangi risiko infeksi bakteri pemakan daging dan melindungi kesehatan konsumen.
Dengan kebijakan pencegahan yang lebih ketat dan kesadaran yang lebih tinggi terhadap risiko infeksi bakteri pemakan daging, diharapkan Jepang dapat mengatasi wabah ini dan mencegah penyebarannya di masa depan. Implementasi standar keamanan pangan yang ketat serta pengawasan yang lebih ketat terhadap industri makanan akan menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini dan melindungi kesehatan masyarakat.
Kesadaran akan risiko bakteri pemakan daging harus menjadi prioritas bagi semua pihak terkait, dan upaya bersama dalam meningkatkan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan akan menjadi langkah awal yang penting dalam mencegah penyebaran wabah infeksi bakteri pemakan daging di Jepang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Jepang dapat mengurangi risiko dan dampak dari wabah infeksi bakteri pemakan daging yang terjadi dan melindungi kesehatan masyarakat secara lebih efektif di masa depan.