Volodymyr Zelensky Minta Dikirimkan Senjata Jarak Jauh untuk Lawan Rusia
Tanggal: 22 Jul 2024 14:02 wib.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada hari Minggu, 21 Juli 2024, menyatakan kebutuhan negaranya akan senjata-senjata jarak jauh guna melindungi beberapa kota dan tentara Ukraina yang berada di garis depan dari serangan bom dan drone Rusia. Permintaan tersebut disampaikan setelah serangan drone serta rudal semalam dari Rusia.
Sudah selama dua pekan terakhir, Rusia telah melepaskan drone ke ibu kota Kyiv setiap malam. Beruntungnya, sistem pertahanan udara Ukraina mampu merusak seluruh senjata yang ditembakkan sebelum mencapai Kyiv. Militer Ukraina melalui Telegram mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan 35 dari total 39 drone dan dua rudal yang ditembakkan oleh Rusia sepanjang malam. Rusia diketahui mengincar 10 target di Ukraina, namun tidak ada rincian mengenai jumlah drone balasan dari Kyiv yang ditembakkan ke Rusia. Kepala militer wilayah Kyiv, Serhiy Popko, menyatakan bahwa tidak ada kerusakan atau korban jiwa akibat serangan Rusia ini.
Melalui Telegram, Zelensky menegaskan pentingnya untuk menghancurkan bom-bom Rusia yang tersimpan di pangkalan udara Rusia guna melindungi Ukraina dari serangan udara. "Kemampuan jangka panjang kami harus cukup untuk merespons teror dari Rusia. Semua pihak harus mendukung kami dalam mempertahankan diri dari teror," ungkap Zelensky. Pada Jumat, 19 Juli 2024, Zelensky juga meminta dukungan dari sekutu-sekutunya di negara-negara Barat untuk mengizinkan Ukraina untuk melancarkan serangan jarak jauh ke Rusia. Dia juga meyakinkan London agar Inggris bersedia memastikan pada mitra-mitranya menghapuskan batasan-batasan bagi Ukraina.
Saat ini, negara-negara anggota NATO memberikan pendekatan yang berbeda tentang cara Ukraina dapat menggunakan senjata-senjata yang diberikan oleh mereka. Beberapa negara menjelaskan bahwa Kyiv hanya diperbolehkan menggunakan senjata mereka untuk wilayah di dalam Rusia, sementara Amerika Serikat memiliki pendekatan yang lebih terbatas lagi, sehingga senjatanya hanya boleh digunakan untuk wilayah perbatasan Rusia dan menargetkan operasi militer Rusia di Ukraina.
Angkatan Udara Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah meluncurkan tiga rudal balistik Iskander. Namun, informasi lebih lanjut tidak diungkapkan.
Volodymyr Zelensky, dalam upayanya untuk memperoleh dukungan internasional dan senjata-senjata yang dibutuhkan, disoroti oleh para analis politik dunia. Di tengah eskalasi konflik antara Ukraina dan Rusia, permintaannya tersebut menjadi penting karena memberi gambaran terkait kebutuhan Ukraina dalam menghadapi ancaman militer dari Rusia.
Pengadaan senjata-senjata jarak jauh menjadi krusial bagi Ukraina dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan negaranya. Dukungan dari negara-negara Barat, terutama anggota NATO, menjadi kunci dalam memberikan akses senjata yang dapat memperkuat pertahanan Ukraina. Keputusan ini juga akan memberikan dampak dalam dinamika hubungan antara Ukraina dan Rusia, serta mempengaruhi stabilitas keamanan Eropa Timur.
Sebagai negara yang saat ini sedang berada dalam tekanan konflik, Ukraina memerlukan jaminan dukungan dari pihak luar yang dapat membantu mengimbangi kekuatan militer Rusia. Oleh karena itu, negosiasi antara Ukraina, NATO, dan negara-negara lainnya menjadi krusial dalam menentukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan Eropa Timur.
Dengan merespons permintaan Zelensky, negara-negara Barat memiliki kesempatan untuk menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung upaya Ukraina dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan. Selain itu, keputusan terkait penggunaan senjata-senjata yang diberikan juga akan menjadi cerminan dari strategi dan agenda geopolitik dari masing-masing negara dalam menanggapi permasalahan global, khususnya terkait ancaman keamanan Eropa Timur.
Sebagai presiden termuda dalam sejarah Ukraina, Zelensky membawa dinamika baru dalam diplomasi dan hubungan internasional Ukraina. Permintaannya terhadap senjata jarak jauh juga menjadi simbol dari perjuangan Ukraina dalam menghadapi tekanan militer yang semakin meningkat dari Rusia. Dalam konteks ini, dukungan dari negara-negara Barat dan negosiasi strategis antara pihak terkait dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengarahkan keseimbangan kekuatan dan respons terhadap ancaman yang dihadapi oleh Ukraina.