Viral Howitzer Bertuliskan Pempek Palembang dalam Perang Rusia-Ukraina
Tanggal: 23 Okt 2024 17:04 wib.
Sebuah unggahan menarik di media sosial X telah viral menampilkan sebuah senjata howitzer dari tentara Rusia yang bertuliskan "Pempek Kapal Perang Asli Indonesia". Bahkan, unggahan dari akun GrishaPutin (@ZShakerCentral) itu menunjukkan bahwa senjata artileri self-propelled tersebut digunakan secara aktif dalam konflik di Ukraina.
Menurut keterangan dalam unggahan itu, tulisan pada howitzer Msta-s tersebut merupakan modifikasi hasil pesanan dari sebuah restoran pempek di Indonesia. Foto-foto pada unggahan menunjukkan kostumisasi sisi salah satu howitzer bertuliskan "Pempek Cita Rasa Wong Kito", sementara di larasnya bertuliskan Pempek Permata.
Sebuah fakta menarik lain dalam unggahan GrishaPutin adalah bahwa "Pempek Permata" adalah nama restoran Indonesia yang mendukung masyarakat Donbass dan Palestina. Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi ini bukan hanya sekadar kesenangan semata, tetapi juga membawa pesan politik.
GrishaPutin juga memamerkan beberapa peluru dan howitzer lainnya yang telah dikostumisasi mulai dari tulisan pesan, hingga gambar tokoh anime. Dengan membayar sejumlah uang, orang-orang dapat memodifikasi peluru artileri atau mortir, bahkan roket Grad dengan tulisan atau gambar yang mereka inginkan.
Terungkap juga bahwa ada tarif yang dikenakan untuk berbagai jenis modifikasi. Biaya yang dikenakan untuk peluru amunisi bervariasi, yang dapat membayar 20 euro (sekitar Rp336 ribu) untuk peluru mortar, 35 euro (sekitar Rp588 ribu) untuk peluru artileri, dan 100 euro (sekitar Rp1,6 juta) untuk roket Grad. Dengan tarif lebih tinggi, 250 euro (sekitar Rp4,2 juta) untuk video peluru ditembakkan dari howitzer atau peluncur roket, dan 450 euro (sekitar Rp7,5 juta) untuk tayangan first person (FPV) killcam drone.
Melihat kondisi konflik yang sedang berlangsung, modifikasi howitzer dan peluru menjadi sebuah cara untuk menunjukkan dukungan dan pesan politik kepada pihak-pihak yang terlibat. Di samping itu, hal ini juga menunjukkan bagaimana media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi dan bahkan memfasilitasi modifikasi senjata sebagai bentuk ekspresi dalam konflik militer.
Sementara itu, konflik antara Rusia dan Ukraina telah menjadi perhatian global sejak dimulainya operasi militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Upaya Rusia disebut sebagai tindakan untuk membebaskan dan melindungi orang-orang berbahasa Rusia di wilayah Donbass, namun pihak Ukraina dan negara-negara Barat sekutunya mengecam hal ini sebagai invasi.
Berdasarkan data yang saya kumpulkan, konflik ini telah menyebabkan korban jiwa, pengungsi, dan kerugian materi yang signifikan. Upaya perdamaian internasional terus dilakukan untuk mencari solusi yang dapat menghentikan eskalasi konflik ini. Dukungan global untuk upaya perdamaian sangat penting dalam menemukan jalan keluar dari konflik yang semakin memanas ini. Semoga kebijaksanaan dan keadilan dapat hadir untuk membawa perdamaian kepada kedua belah pihak.