Uni Eropa Tuduh Negara Eropa-Israel Intimidasi ICC Tangkap Netanyahu
Tanggal: 26 Mei 2024 14:40 wib.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Israel dan beberapa negara di Eropa diyakini melakukan upaya intimidasi terhadap hakim Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC). Dalam pernyataannya, Borrell menegaskan bahwa tindakan intimidasi ini terjadi ketika ICC semakin mendekati pengumuman surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan beberapa pejabat Israel lainnya.
"Jaksa tidak melakukan apa pun selain membuat tuduhan dan pengadilan akan memutuskan," kata Borrell kepada televisi Spanyol TVE pada Jumat (24/5).
Josep Borrell menyoroti pentingnya menjaga independensi hakim-hakim dalam menjalankan tugasnya tanpa tekanan dari pihak manapun. Dia menekankan bahwa jaksa ICC hanya melakukan tugasnya dengan menyampaikan tuduhan, sementara keputusan akhir akan diambil oleh pengadilan. Borrell juga mengimbau semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan negara-negara Eropa, untuk tidak melakukan intimidasi, ancaman, atau upaya mempengaruhi keputusan hakim dalam proses hukum yang sedang berlangsung.
Tindakan kepala kejaksaan ICC, Karim Khan, yang mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga mendapat respons beragam dari berbagai negara. Khan menyatakan bahwa berdasarkan bukti yang dikumpulkan, baik Netanyahu maupun Gallant memiliki tanggung jawab pidana atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di wilayah Negara Palestina (di Jalur Gaza) setidaknya sejak 8 Oktober 2023, yang menyebabkan kondisi krisis kemanusiaan yang parah.
Pernyataan Khan tersebut disambut dengan reaksi beragam dari negara-negara di seluruh dunia. Amerika Serikat, sebagai sekutu Israel, menentang langkah yang diambil oleh kepala kejaksaan ICC, dan menganggapnya sebagai tindakan yang tidak sesuai. Sementara Hungaria menyatakan pandangan bahwa langkah ICC tersebut bermotif politik dan merugikan integritas pengadilan. Di sisi lain, Prancis, yang sebelumnya mendukung Israel, kini memilih untuk mendukung langkah yang diambil oleh ICC. Jerman juga menyatakan kesiapannya untuk menangkap Netanyahu jika ICC merilis surat penangkapan tersebut.