Uni Eropa Mewanti-Wanti Israel dan Sekutu Tak Intimidasi Hakim ICC
Tanggal: 26 Mei 2024 23:36 wib.
Uni Eropa mengingatkan Israel dan negara-negara sekutunya untuk tidak melakukan intimidasi terhadap hakim Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC). Sejumlah hakim di ICC sedang menjalani persidangan pra-peradilan untuk memutuskan apakah mereka akan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kepala kebijakan luar negeri ICC, Joseph Borrell, menegaskan bahwa jaksa tidak melakukan apapun kecuali membuat tuduhan. "Dan pengadilan akan memutuskan. Sementara itu, saya meminta semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan beberapa negara Eropa, untuk tidak melakukan intimidasi terhadap para hakim," ujar Borrell. Dia menambahkan, "Jangan mengancam mereka, jangan mencoba mempengaruhi keputusan mereka."
Peringatan dari Borrell muncul setelah jaksa penuntut ICC, Karim Khan, mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Berdasarkan bukti yang dikumpulkan dan diperiksa, Khan meyakini bahwa Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza sejak 8 Oktober.
Setelah berkas diajukan, panel hakim dalam ruang praperadilan ICC akan meninjau permintaan dari Khan. Panel ini terdiri dari tiga hakim, termasuk hakim dari Rumania, Benin, dan Meksiko.
Langkah yang diambil oleh Khan ditolak oleh sejumlah sekutu Israel, terutama Amerika Serikat yang secara terbuka mengancam jaksa ICC setelah berkas diajukan. Hungaria juga menyatakan bahwa tindakan ini bermotif politik dan akan merusak integritas pengadilan.
Pengajuan tuntutan dari Khan terjadi di tengah agresi Israel yang melanda Gaza sejak Oktober 2023. Selama agresi tersebut, pasukan Zionis melakukan serangan yang merajalela terhadap warga dan objek sipil, seperti rumah sakit dan kamp pengungsian.
Dampak dari agresi ini sangat besar, dengan lebih dari 35.000 orang di Palestina kehilangan nyawa, puluhan rumah sakit mengalami kerusakan, dan ratusan ribu tempat tinggal warga hancur.