Trump Sebut AS Bisa Terlibat dalam Konflik Israel-Iran
Tanggal: 19 Jun 2025 22:53 wib.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa "ada kemungkinan kami bisa terlibat" dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancaranya dengan ABC News pada hari Minggu, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu.
Dia menegaskan bahwa saat ini AS belum terlibat langsung dalam pertikaian tersebut. "AS saat ini tidak terlibat dalam konflik tersebut," ujar Trump dengan tegas. Dia juga menunjukkan bahwa ia terbuka terhadap gagasan agar Presiden Rusia, Vladimir Putin, bisa menjadi mediator dalam ketegangan antara Israel dan Iran. Ketegangan ini meningkat setelah Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada Jumat pagi.
Trump mengungkapkan, "Dia (Putin) sudah siap. Dia menelepon saya untuk membicarakan hal itu. Kami telah berdiskusi panjang lebar mengenai situasi ini." Komunikasi antara Trump dan Putin terjadi pada hari Sabtu dan berlangsung selama kurang lebih satu jam. Dalam pembicaraan tersebut, Trump menegaskan bahwa keduanya sepakat bahwa perang antara Israel dan Iran harus segera diakhiri.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan pada hari yang sama bahwa negaranya tidak memiliki niat untuk memperluas konflik ke negara lain atau kawasan Asia Barat. Dalam sebuah pertemuan di Teheran dengan para duta besar dan perwakilan asing, Araghchi menyampaikan posisi Iran terkait serangan Israel dalam dua hari terakhir.
"Kami tidak memulai perang ini dan terus menjalin jalur diplomasi terkait program nuklir kami. Agresi ini dipaksakan kepada kami. Kami bertahan dan pertahanan ini sepenuhnya sah sesuai hukum internasional," jelas Araghchi. Dia lebih lanjut menambahkan, "Jika agresi ini dihentikan, maka reaksi kami juga akan otomatis berkurang."
Sejalan dengan itu, Araghchi menyoroti serangan Israel pada hari Sabtu terhadap daerah Assaluyeh, yang kaya akan sumber daya energi di Provinsi Bushehr, di pesisir selatan Iran. Ia menganggap upaya untuk memperluas konflik ke kawasan Teluk adalah "kesalahan strategis besar," yang berpotensi memperluas cakupan perang di luar wilayah Iran.
Dia juga mencatat bahwa aksi agresi oleh Israel tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dari Amerika Serikat. "Kami memiliki bukti kuat yang menunjukkan bahwa pasukan dan pangkalan militer Amerika di kawasan ini mendukung serangan-serangan Israel," tambahnya.
Serangan Israel yang dilakukan pada Jumat pagi mengincar Teheran, ibu kota Iran, serta beberapa kota lain di seluruh Iran, menargetkan fasilitas-fasilitas nuklir dan mengakibatkan tewasnya sejumlah komandan tinggi militer, ilmuwan nuklir, serta warga sipil Iran. Serangan ini terus berlanjut, dan sebagai respons, Iran meluncurkan beberapa gelombang serangan rudal terhadap berbagai target di Israel, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan serius.
Di tengah ketegangan yang meningkat ini, laporan dari kantor berita Tasnim, yang merupakan agen berita semiresmi Iran, menyebutkan bahwa pasukan intelijen Iran berhasil menangkap dua orang yang diduga anggota Mossad, badan intelijen Israel, di Provinsi Alborz, Iran utara. Keduanya ditangkap di sebuah rumah di wilayah Savojbolagh ketika mereka sedang merakit bom, bahan peledak, perangkap, dan perangkat elektronik lainnya, meskipun tidak disebutkan kapan penangkapan tersebut terjadi.
Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang memicu kekhawatiran lebih lanjut di kawasan, di mana perpolitikan dan ketegangan militer semakin sering menjadi sorotan dunia. Seiring dengan meningkatnya konflik ini, perhatian internasional terus terfokus pada bagaimana langkah-langkah diplomatik dapat dilakukan untuk meredakan ketegangan antara kedua negara yang saling bermusuhan ini.