Sumber foto: Google

Trump Ingin Rebut Gaza dan Jadikan "Zona Kebebasan", Picu Kecaman Internasional

Tanggal: 17 Mei 2025 13:39 wib.
Tampang.com | Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial yang memicu sorotan dunia internasional. Saat berkunjung ke Qatar, Kamis (15/5/2025), Trump menyampaikan keinginannya untuk "merebut Jalur Gaza" dan mengubah wilayah yang dilanda perang tersebut menjadi zona kebebasan atau freedom zone.

Dalam pertemuan dengan pejabat dan tokoh bisnis Qatar, Trump menyatakan, “Saya ingin melihat Gaza menjadi zona kebebasan. Biarkan Amerika Serikat terlibat. Ambillah, buatlah zona kebebasan. Biarkan beberapa hal baik terjadi,” ucapnya, dikutip dari Reuters.

Trump juga menyebut bahwa dirinya telah melihat foto-foto kehancuran di Gaza yang membuatnya prihatin. “Tidak ada bangunan. Orang-orang hidup di bawah puing-puing bangunan yang runtuh, itu tidak dapat diterima,” lanjutnya.

Pernyataan Lama yang Kembali Muncul

Ini bukan pertama kalinya Trump melontarkan wacana pembangunan Gaza. Pada Februari 2025, tidak lama setelah kembali menjabat sebagai Presiden AS, ia pernah menyatakan niat untuk membangun ulang Gaza dan bahkan memaksa penduduk Palestina untuk pergi ke tempat lain. Pernyataan itu langsung menuai kritik keras dari masyarakat internasional dan dituding sebagai bentuk pembersihan etnis oleh berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab dan Palestina sendiri.

Trump juga sebelumnya membayangkan Gaza sebagai “Riviera Timur Tengah”, mengacu pada kawasan wisata mewah seperti Riviera Prancis dan Italia.

Respons Dunia Arab dan Hamas

Pernyataan Trump terbaru tersebut langsung mendapat respons dari Hamas. Pejabat senior Hamas, Basem Naim, menyatakan bahwa Presiden AS sebenarnya memiliki kekuatan besar untuk mengakhiri perang di Gaza dan mendukung pendirian negara Palestina yang merdeka.

Namun, Naim menegaskan bahwa Gaza bukanlah properti yang bisa diperjualbelikan. “Gaza bukan real estate yang bisa dijual di pasar terbuka,” ujarnya.

Situasi Gaza Masih Memanas

Konflik antara Israel dan Hamas masih terus berlangsung sejak pecah pada 7 Oktober 2023, dan hingga kini telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Awal Mei ini, Israel bahkan menyetujui eskalasi militer lebih besar terhadap Hamas di Jalur Gaza.

Sementara itu, Qatar—tempat Trump menyampaikan pernyataannya—merupakan tuan rumah kantor politik Hamas, sehingga pernyataan Trump dipandang sangat sensitif dalam konteks politik regional.

Hingga saat ini, belum ada penjelasan rinci dari pihak Trump mengenai apa yang dimaksud dengan “zona kebebasan” atau bagaimana rencana implementasinya. Namun satu hal yang jelas, ide tersebut telah memperkuat sentimen penolakan global terhadap kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah di bawah kepemimpinan Trump.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved