Tragedi Humanitarian: Lebih dari 310 Staf UNRWA Kehilangan Nyawa di Gaza akibat Serangan Militer Israel
Tanggal: 29 Mei 2025 08:49 wib.
Tampang.com | Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengungkapkan sebuah berita duka pada Rabu, 28 Mei 2023. Lebih dari 310 staf UNRWA telah kehilangan nyawa mereka akibat serangan brutal yang dilancarkan oleh militer Israel di Jalur Gaza sejak awal Oktober 2023.
Lazzarini menegaskan bahwa tim UNRWA seharusnya tidak menjadi sasaran serangan. Ia menyoroti kasus memilukan mengenai seorang staf UNRWA yang bernama Kamal, yang jenazahnya ditemukan pada tanggal 30 Maret di dekat sebuah kuburan massal. Di kuburan tersebut, ia tidak sendirian; ia berbaring di samping jenazah para petugas kemanusiaan dari Palang Merah Bulan Sabit Palestina (PRCS) yang juga menjadi korban serangan Israel.
“Dari hasil penyelidikan yang kami lakukan, Kamal ditemukan tewas akibat satu atau lebih hantaman di bagian belakang kepalanya. Tragisnya, ia akhirnya dikuburkan di samping rekan-rekannya dari PRCS yang juga telah menjadi korban kekerasan,” ungkap Lazzarini dengan nada duka.
Tak hanya itu, Lazzarini menambahkan bahwa hingga saat ini, pihak UNRWA belum menerima tanggapan resmi dari pemerintah Israel meskipun mereka telah meminta klarifikasi mengenai kematian Kamal. Diketahui bahwa Kamal telah mengabdikan dirinya di UNRWA selama lebih dari dua dekade, dan Lazzarini menyatakan, “Nyawa Kamal terlalu berharga untuk dibiarkan begitu saja.”
Lazzarini juga menegaskan bahwa kekebalan hukum justru menciptakan celah bagi terjadinya pelanggaran kemanusiaan yang lebih besar. “Kami menuntut adanya investigasi independen terkait kasus kematian Kamal dan seluruh staf UNRWA yang telah menjadi korban,” tambahnya dengan tegas.
Sejak UNRWA didirikan pada tahun 1949, lembaga ini telah menjadi penopang utama bagi kehidupan para pengungsi Palestina. Saat ini, mereka menyediakan layanan bagi hampir 5,9 juta orang yang tinggal di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa hampir 2,4 juta penduduk Gaza sangat tergantung pada bantuan kemanusiaan, yang menunjukkan betapa kritisnya situasi di sana.
Fasilitas dan staf UNRWA, sayangnya, terus menjadi sasaran serangan dari militer Israel di wilayah yang sudah terisolasi tersebut. Sejak Oktober 2023, Israel menolak seruan internasional untuk menghentikan serangan dan terus melancarkan agresi yang sangat brutal ke Gaza, yang hingga saat ini telah merenggut lebih dari 54.000 jiwa warga Palestina, sebagian besar terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Konflik yang berkepanjangan ini semakin kompleks dengan keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada bulan November lalu, yang mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, serta mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serbuan yang tak berkesudahan ini.
Apa yang terjadi di Gaza adalah tragedi yang mendalam dan menyentuh hati, mengingat dampak besar yang ditimbulkan pada ribuan keluarga dan komunitas yang sudah menderita cukup lama. Keberadaan UNRWA sangat krusial dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan menjaga harapan bagi banyak pengungsi Palestina di tengah situasi yang semakin memburuk.