Tiongkok Pamer Robot Militer Berbasis AI di Latihan Tempur, Mampu Deteksi dan Serang Target Secara Otomatis
Tanggal: 28 Mei 2025 23:16 wib.
Tampang.com | Dalam sebuah latihan militer berskala besar, Tiongkok mengejutkan dunia dengan memperkenalkan robot tempur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu bertindak secara otonom dalam medan perang. Robot ini tidak hanya dapat mendeteksi pergerakan musuh, tetapi juga mengambil keputusan untuk menyerang tanpa kendali langsung dari manusia.
Robot Tempur yang ‘Berpikir’ Sendiri
Dilengkapi sistem AI canggih, robot ini mampu mengenali ancaman berdasarkan citra visual, suara, dan sinyal panas tubuh. Setelah mengidentifikasi target, sistem akan menganalisis data secara real-time dan memutuskan tindakan berdasarkan protokol yang telah ditanamkan.
Teknologi ini membuat robot bisa melakukan manuver taktis, menyergap, bahkan mengevaluasi ulang situasi tempur saat berlangsung, mirip seperti naluri prajurit manusia.
Penggabungan Teknologi Sensor, AI, dan Senjata Otomatis
Dalam latihan tersebut, beberapa unit robot dipersenjatai dengan senapan otomatis, peluncur granat, serta sistem pelacak drone. AI juga terkoneksi dengan unit pengawasan udara, memungkinkan koordinasi antara drone pengintai dan robot darat secara simultan.
Fokus utama pengembangan ini adalah menciptakan pasukan yang bisa beroperasi di zona konflik berbahaya tanpa menempatkan tentara dalam risiko langsung.
Kekhawatiran Internasional tentang Etika dan Hukum
Meski kemajuan ini mendapat pujian dari dalam negeri, banyak negara dan pengamat internasional menyuarakan kekhawatiran. Mereka mempertanyakan aspek etika dari penggunaan AI dalam sistem senjata yang dapat memutuskan hidup dan mati tanpa campur tangan manusia.
Namun, Tiongkok menegaskan bahwa semua protokol operasional sudah dirancang untuk mencegah penyalahgunaan, dan pengujian akan terus dilakukan secara ketat di lingkungan terkontrol.
Langkah Strategis dalam Modernisasi Militer Global
Langkah Tiongkok ini menjadi sinyal kuat bahwa masa depan militer global akan sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Negara-negara besar lainnya diprediksi akan mempercepat proyek serupa untuk menjaga keseimbangan kekuatan di era perang digital.