Tim Peneliti Dari China Baru-Baru Ini Mengumumkan Penemuan Virus Kelelawar Yang Dikenal Sebagai HKU5-CoV-2
Tanggal: 22 Feb 2025 17:33 wib.
Tampang.com | Tim peneliti dari China baru-baru ini mengumumkan penemuan virus kelelawar yang dikenal sebagai HKU5-CoV-2, yang memiliki kesamaan dengan virus penyebab pandemi Covid-19. Penelitian ini dipimpin oleh ahli virologi terkemuka, Shi Zhengli, bekerja sama dengan para peneliti dari Guangdong Academy of Sciences, Wuhan University, dan Wuhan Institute of Virology (WIV). Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal ilmiah Cell pada 18 Februari 2025.
Virus baru ini disebut sebagai turunan dari virus corona HKU5 yang diekstraksi dari kelelawar pipistrelle Jepang. Para peneliti menekankan bahwa HKU5-CoV-2 memiliki potensi untuk menular dari hewan ke manusia, terutama melalui reseptor yang sama yang digunakan oleh virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel manusia. Penelitian mendalam menunjukkan bahwa virus ini memiliki kesamaan struktural dan mekanisme infeksi yang mirip dengan Covid-19, khususnya dalam cara virus tersebut dapat masuk ke dalam sel manusia.
Salah satu fitur penting dari HKU5-CoV-2 adalah situs pembelahan furin, yang memungkinkan virus tersebut untuk berinteraksi dengan protein reseptor enzim pengubah angiotensin manusia (ACE2). Dalam eksperimen laboratorium, virus ini menunjukkan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia, termasuk jaringan usus dan paru-paru, baik secara langsung maupun melalui perantara.
Kekhawatiran akan potensi penyebaran virus ini cukup tinggi, dikarenakan HKU5-CoV-2 dinilai lebih berbahaya dibandingkan virus pendahulunya, karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan ACE2 manusia. Para peneliti mencatat bahwa analisis struktural dan fungsional menunjukkan bahwa virus ini dapat mengikat ACE2 manusia dengan lebih baik daripada varian sebelumnya dari HKU5-CoV.
Kendati penemuan ini mengguncang berbagai kalangan, seperti yang dilaporkan oleh Firstpost, reaksi pasar terhadap kabar tersebut menunjukkan dinamika yang mencolok. Saham perusahaan pembuat vaksin Covid-19 mengalami lonjakan, di mana Pfizer, Moderna, dan Novavax mencatatkan kenaikan signifikan setelah berita ini beredar. Meskipun ada kekhawatiran terhadap potensi penularan virus baru ini, beberapa ahli, termasuk Michael Osterholm dari University of Minnesota, menyatakan bahwa reaksi eksternal terhadap temuan ini mungkin berlebihan.
Osterholm menekankan bahwa terdapat tingkat kekebalan dalam populasi yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2019, yang dapat mengurangi risiko munculnya pandemi baru. Meskipun HKU5-CoV-2 memiliki kemampuan untuk mengikat ACE2 manusia, studi menunjukkan bahwa ia melakukannya dengan kecenderungan yang lebih rendah dibandingkan SARS-CoV-2.
Meskipun penemuan virus ini menarik perhatian global, tampaknya langkah-langkah pencegahan yang ada dapat membantu menjaga risiko penularan virus baru ini tetap terkendali. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan informasi lebih mendalam mengenai karakteristik dan perilaku virus ini, sehingga upaya pencegahan yang tepat dapat diterapkan.