Thomas Crooks: Penembak Trump yang Pernah Ditolak Masuk Klub Menembak
Tanggal: 15 Jul 2024 21:02 wib.
Thomas Matthew Crooks, seorang penembak calon presiden Amerika Serikat Donald Trump, disebut-sebut pernah ditolak masuk klub menembak di sekolah menengah atasnya, Bethel Park, AS. Menurut salah satu anggota tim di klub menembak sekolah itu, Frederick Mach, Crooks ditolak masuk karena dianggap sebagai penembak yang buruk.
Mach yang merupakan junior dari Thomas Crooks pernah menjadi kapten tim klub menembak SMA Bethel Park, AS. Hal ini menunjukkan bahwa penolakan masuk klub menembak tersebut merupakan keputusan yang diambil oleh rekan-rekan seumurannya.
Ayah Thomas Crooks, Matthew Crooks, mengaku terkejut mengetahui anaknya merupakan pelaku penembakan terhadap Trump. Ia mengungkapkan keheranannya ini dalam sebuah wawancara dengan CNN setelah anaknya tewas ditembak oleh Secret Service karena berupaya membunuh Trump. Matthew Crooks menyatakan bahwa dia akan berbicara dengan penegak hukum terkait insiden ini.
Selain itu, Thomas Crooks disebut pernah menjadi korban bullying semasa masih menjadi siswa di SMA Bethel Park, AS. Menurut teman sekolahnya, Jason Kohler (21), Crooks sering di-bully oleh siswa lain dan terlihat sering menyendiri. Kohler juga menggambarkan Crooks sebagai sosok yang "tidak memiliki ekspresi" ketika berjalan di lorong sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa Crooks mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolahnya.
Crooks merupakan lulusan SMA Bethel Park pada 2022. Informasi ini dapat dipastikan berdasarkan laporan media lokal dan sebuah video perpisahan sekolahnya. Menurut rekan sekolahnya, Sarah D'Angelo, Crooks merupakan murid yang pendiam yang tidak terlihat memiliki kecenderungan kekerasan maupun memiliki ketertarikan dalam politik.
Data-data ini membuka perspektif baru terkait latar belakang Thomas Crooks dan kemungkinan pengaruhnya terhadap tindakannya menembak Presiden Donald Trump. Masalah penolakan masuk klub menembak, pengalaman bullying, dan pola perilaku yang teramati oleh teman-temannya merupakan faktor-faktor penting yang dapat memberikan pemahaman lebih dalam terkait dengan motivasi Thomas Crooks dalam melakukan tindakan yang tragis tersebut.
Adanya tanda-tanda ketidakstabilan sosial dan psikologis pada Crooks memberikan petunjuk terkait trauma dan isolasi yang mungkin dialaminya, yang kemudian dapat berkontribusi terhadap tindakan ekstrem yang dilakukannya.