Tersangka Penembakan di Museum Yahudi Washington Terancam Hukuman Mati, Diduga Bermotif Terorisme
Tanggal: 23 Mei 2025 10:27 wib.
Tampang.com | Elias Rodriguez (31), pria asal Chicago, resmi didakwa atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama setelah insiden penembakan tragis yang menewaskan dua staf diplomatik Israel di luar Museum Yahudi Washington DC, Rabu malam (21/5/2025). Dalam sidang perdananya pada Kamis (22/5/2025), Rodriguez dijerat dengan dua dakwaan pembunuhan tingkat pertama serta satu dakwaan pembunuhan terhadap pejabat asing.
Jaksa penuntut mengungkapkan bahwa apabila terbukti bersalah, Rodriguez bisa dijatuhi hukuman mati. Kejadian ini langsung mengguncang ibu kota Amerika Serikat dan memicu perhatian global, mengingat latar belakang serta korban yang terlibat.
Menurut dokumen pengadilan, Rodriguez meneriakkan “Bebaskan Palestina” saat ditangkap oleh pihak kepolisian, serta mengaku melakukan aksinya untuk mendukung Gaza. Pernyataan ini menjadi alasan bagi jaksa dan otoritas federal untuk menyelidiki insiden ini sebagai tindakan terorisme dan kejahatan bermotif kebencian.
Jeanine Pirro, Jaksa Sementara AS untuk Distrik Columbia, mengonfirmasi bahwa penyelidikan terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan munculnya dakwaan tambahan. Sidang lanjutan dijadwalkan berlangsung pada 18 Juni 2025.
Tragedi ini langsung menyulut respons keras dari para pemimpin dunia. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyalahkan retorika anti-Semit dan kritik dari sejumlah negara Eropa atas meningkatnya kebencian yang menurutnya turut melatarbelakangi penembakan tersebut. Pernyataan ini dibantah keras oleh Perancis melalui juru bicara Kemenlu-nya, Christophe Lemoine, yang menyebut tudingan Israel “keterlaluan dan tidak berdasar”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kejadian tersebut sebagai “harga mahal dari anti-Semitisme,” dan menuding negara-negara Barat turut bertanggung jawab dengan membiarkan berkembangnya narasi kebencian terhadap Israel. Presiden AS Donald Trump turut mengecam insiden ini sebagai aksi anti-Semitisme dalam unggahannya setelah berbicara langsung dengan Netanyahu.
Penembakan terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat di luar Museum Yahudi, yang saat itu menjadi lokasi acara sosial yang digelar oleh Komite Yahudi Amerika. Lokasinya hanya sekitar 1,6 kilometer dari Gedung Putih. Kedua korban, Yaron Lischinsky dan Sarah Lynn Milgrim, merupakan staf diplomatik yang disebut tengah merencanakan pernikahan mereka. Lischinsky adalah peneliti di Kedubes Israel, sementara Milgrim bekerja sebagai staf diplomasi publik.
Menurut keterangan pengadilan, Rodriguez menembakkan 21 peluru secara brutal ke arah korban. Ia bahkan menembak ulang setelah korban tergeletak di tanah, dan kembali melepaskan tembakan ke arah Milgrim ketika korban mencoba menyelamatkan diri.
Saksi mata menyebut bahwa pelaku sempat disangka sebagai korban oleh pengunjung museum sebelum akhirnya polisi tiba di lokasi. “Dia duduk dan mengatakan ‘Seseorang tolong panggil polisi’, seolah-olah dia juga korban,” kata saksi bernama Yoni Kalin.
Penembakan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah museum menerima hibah keamanan tambahan, di tengah lonjakan kasus anti-Semitisme global yang meningkat tajam pasca serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dan aksi militer balasan Israel ke Gaza.
Kecaman datang dari berbagai negara, termasuk Inggris, Perancis, Jerman, dan Uni Emirat Arab. Namun Netanyahu kembali menyalahkan sikap negara-negara Barat yang menurutnya telah “memberi ruang” bagi militan seperti Hamas untuk terus mengancam eksistensi Israel.
Pada malam setelah kejadian, ratusan orang berkumpul di depan museum untuk berdoa dan menyanyikan lagu-lagu penghormatan bagi para korban. “Perang memang mengerikan, tapi anti-Semitisme kini terasa lebih nyata dari sebelumnya. Ini sudah jadi keseharian,” kata Gil Livni, salah satu pelayat yang hadir.
Insiden ini menjadi pengingat betapa rentannya situasi keamanan global, terlebih ketika konflik geopolitik turut memicu aksi kekerasan yang menyasar warga sipil tak berdosa.