Ternyata, Sumber Semua Bunga Berasal dari Satu Bunga 140 Juta Tahun yang Lalu
Tanggal: 3 Agu 2017 15:17 wib.
Tampang.com - Penelitian terbaru mengungkapkan, ternyata semua bunga yang ada di dunia berasal dari satu bunga yang sama. Bunga tersebut hidup sekitar 140 juta tahun yang lalu.
Dikutip BBC, Selasa 1 Agustus 2017, proses pencarian ini dilakukan dengan menggabungkan berbagai model evolusi bunga dengan kumpulan data fitur bunga hidup. Hasil dari ini, ilmuwan menyimpulkan tampilan bunga leluhur tersebut. Bunga ini memiliki banyak siklus organ mirip kelopak yang diatur dalam uliran, dan biseksual.
"Tidak ada bunga hidup yang terlihat persis seperti nenek moyang ini, mengapa? Ini adalah bunga yang eksis setidaknya 140 juta tahun yang lalu dan telah berkembang menjadi beragam bunga yang ada saat ini," ucap Hervé Sauquet, dari Université Paris-Sud, Prancis, salah satu penulis dari makalah terbaru di Nature Communications
Struktur bunga yang hidup sebetulnya dikenal hingga 90% bagi para peneliti ini. Namun, yang masih menjadi misteri bagi mereka adalah asal dan evolusi awal. Hal ini karena kurangnya data fosil bunga dari periode waktu ketika nenek moyang bunga eksis.
"Struktur dan organisasi dari bunga leluhur tetap misterius,” ujar Dr Jason Hilton dari University of Birmingham, Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. “Sebagai contoh, kita tidak tahu apakah bunga tertua adalah berkelamin tunggal atau biseksual, atau apakah mereka diserbuki oleh angin atau serangga. "
Untuk mendapatkan gambaran bunga pertama ini, ilmuwan merekam fitur-fitur bunga dari 792 spesies hidup.
Mereka memetakan distribusi fitur ini pada pohon evolusi tanaman bunga yang memungkinkan mereka untuk membangun gambaran tampilan bunga pada titik-titik kunci dalam sejarah mereka – termasuk nenek moyang terakhir dari semua bunga hidup.
Evolusi seks pada bunga telah sangat diperdebatkan. Bunga bisa berkelamin tunggal atau biseksual dan studi ini menyimpulkan bunga awal biseksual dengan kedua organ jantan dan betina.
"Studi ini penting karena memberitahu kita bagaimana kerumitan bunga leluhur. Kini pencariannya adalah untuk menemukan sesuatu yang serupa dalam catatan fosil. Apakah model ini sudah benar, hanya waktu dan studi lanjutan yang akan menjawabnya,” ujar ilmuwan Jason Hilton.