Sumber foto: website

Terbunuh, Kepala Komandan Tinggi Hizbullah Ibrahim Aqil Pernah Dihargai Rp106 Miliar oleh AS

Tanggal: 21 Sep 2024 05:28 wib.
Israel telah mengkonfirmasi tewasnya komandan tinggi Hizbullah, Ibrahim Aqil. Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan bahwa Aqil terbunuh dalam serangan udara beberapa waktu lalu di Beirut. Serangan udara tersebut juga merenggut nyawa sedikitnya 10 komandan Hizbullah, termasuk Aqil.

Hagari menegaskan bahwa para komandan Hizbullah itu menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia saat berkumpul di bawah tanah di jantung Dahiyeh, Beirut. Mereka diklaim berkumpul untuk merencanakan kegiatan teror terhadap warga sipil Israel.

Pasukan pertahanan Israel menuduh Aqil dan komandan Pasukan Radwan sebagai otak dari rencana menyerang wilayah utara Negara Israel yang mereka sebut 'Rencana untuk menaklukkan Galilea'. Hagari juga menambahkan bahwa Hizbullah berencana untuk menyerang wilayah Israel, menduduki komunitas di Galilea, serta melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap warga Israel.

Selain rencana menyerang wilayah Israel, Aqil juga diduga terlibat dalam serangan Hizbullah di luar negeri. Hagari menyebutnya sebagai "seorang teroris dengan banyak darah di tangannya, bertanggung jawab atas kematian banyak warga sipil dan orang-orang tak berdosa."

Tidak hanya itu, Aqil juga merupakan buronan yang dicari oleh Amerika Serikat dengan hadiah jutaan dolar atau sekitar Rp106 miliar untuk kepalanya. IDF menegaskan kesiapan ofensif dan defensif yang tinggi, namun tidak ada perubahan pada peraturan garis depan saat ini.

Kematian Ibrahim Aqil merupakan pukulan besar bagi Hizbullah, karena Aqil bukan hanya seorang komandan tetapi juga memiliki peran penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan terhadap Israel. Bagi Hizbullah, kehilangan Aqil dapat mengganggu struktur organisasi dan mengurangi kapasitas mereka dalam melancarkan aksi-aksi teror.

Selain itu, kematian Aqil juga menambah deretan tokoh Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel. Hal ini bisa memicu reaksi balas dendam dari pihak Hizbullah dan meningkatkan tensi di wilayah Timur Tengah. Pasukan pertahanan Israel harus mewaspadai kemungkinan serangan balasan dari pihak Hizbullah sebagai respons atas kematian para komandannya.

Reaksi internasional terhadap kematian Ibrahim Aqil juga harus dipantau dengan cermat. Mungkin saja adanya kecaman atau pernyataan solidaritas terhadap Hizbullah dari negara-negara Arab atau negara-negara yang berpihak kepada Hizbullah. Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutunya mungkin merasa lega dengan tewasnya Aqil, mengingat Aqil merupakan target buronan yang dicari oleh AS.

Hal yang perlu dicermati adalah bagaimana kematian Aqil akan mempengaruhi dinamika politik dan keamanan di wilayah Timur Tengah. Apakah Hizbullah akan melakukan perubahan strategi atau bahkan meningkatkan intensitas serangan terhadap Israel sebagai respons atas kematian Aqil? Atau justru muncul upaya perdamaian dan negosiasi antara Israel dan Hizbullah sebagai akibat dari kehilangan tokoh kunci dalam organisasi Hizbullah?

Tidak dapat dipungkiri bahwa kematian Aqil akan memicu reaksi di wilayah Timur Tengah dan melibatkan banyak pihak terkait. Tantangan bagi Pasukan Pertahanan Israel adalah bagaimana mereka dapat mengelola konsekuensi dari tewasnya Aqil, menjaga stabilitas keamanan di wilayahnya, serta mencegah eskalasi konflik yang dapat mengganggu stabilitas regional. Mereka juga harus waspada terhadap potensi serangan balasan dari Hizbullah sebagai tindak lanjut atas kematian komandan mereka.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved