Sumber foto: Goggle

Tentara Filipina Berhadapan dengan Penjaga Pantai China Bersenjata di Laut China Selatan

Tanggal: 9 Jul 2024 09:57 wib.
Video viral tentang tentara Filipina yang berhadapan dengan penjaga pantai China yang bersenjata pedang di Laut China Selatan telah menarik perhatian internasional. Komandan militer Filipina telah mengonfirmasi bahwa para tentaranya telah terlibat dalam pertempuran dengan tangan kosong melawan penjaga pantai China yang bersenjata pedang, tombak, dan pisau. 

Pesawat bersenjata pendukung garis pantai China menabrak kapal Filipina dan menyerbu mereka serta mengambil alih senjata mereka. Selama insiden tersebut, seorang tentara Filipina kehilangan ibu jarinya saat kapalnya ditabrak. Konflik antara Filipina dan China telah berlangsung selama beberapa waktu karena klaim wilayah yang bersengketa di Laut China Selatan. Insiden ini adalah eskalasi dari sejumlah konflik yang telah terjadi sebelumnya.

Pertempuran antara kedua tentara terjadi saat angkatan laut dan penjaga pantai Filipina mengirimkan pasokan ke pasukan Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal. Jenderal Brawner Jr melaporkan bahwa pasukan Filipina melihat penjaga pantai China bersenjata dengan pisau, tombak, dan pedang. Menurutnya, ini adalah pertama kalinya mereka melihat pasukan China menggunakan senjata semacam itu di wilayah tersebut.

Pasukan China mengancam personel Filipina dengan senjata tajam dan menyita senjata serta merusak barang-barang termasuk motor dan membobol kapal tersebut. Menurut Jenderal Brawner, ini adalah tindakan pembajakan yang dilakukan oleh penjaga pantai China. Namun, China membantah tuduhan tersebut. Mereka mengklaim bahwa pasukan mereka berusaha untuk menghalangi aktivitas ilegal di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri China juga menegaskan bahwa pasukan penjaga pantai mereka bertindak secara profesional dan terbatas. Mereka menyalahkan tentara Filipina atas insiden tersebut karena dianggap telah mengabaikan peringatan China yang telah diberikan secara berulang kali. Selain itu, mereka juga menuding kapal Filipina telah mendekati kapal China secara berbahaya dan tidak profesional sehingga menyebabkan tabrakan.

Konflik antara Filipina dan China terus memanas di wilayah Laut China Selatan. Kedua pihak memiliki klaim atas wilayah-wilayah tertentu di laut tersebut, yang menyebabkan ketegangan antara kedua negara. Keberadaan sumber daya alam yang melimpah di Laut China Selatan menjadi salah satu pemicu sengketa antara Filipina dan China. Oleh karena itu, peningkatan eskalasi konflik di wilayah tersebut merupakan hal yang serius dan harus segera diselesaikan dengan cara yang aman dan damai.

Selain itu, pertempuran antara tentara Filipina yang tangan kosong dan penjaga pantai China yang bersenjata pedang juga menunjukkan bagaimana penggunaan kekerasan yang semakin meningkat antara kedua negara. Diperlukan usaha yang lebih besar dari masing-masing pihak untuk menahan diri dalam menghadapi konflik ini. Peningkatan koordinasi antara berbagai pihak terkait, baik di tingkat regional maupun internasional, sangat diperlukan untuk mencari solusi jangka panjang atas sengketa ini.

Pada akhirnya, penyelesaian konflik antara Filipina dan China di Laut China Selatan membutuhkan komitmen dan kerja sama yang kuat dari kedua belah pihak, serta dukungan dari komunitas internasional. Kedua negara harus menemukan jalan keluar yang tidak merugikan kedua belah pihak dan dapat menciptakan perdamaian serta stabilitas di wilayah Laut China Selatan. Dengan demikian, upaya-upaya untuk mencapai penyelesaian damai atas konflik tersebut harus menjadi prioritas utama bagi kedua belah pihak, demi kesejahteraan dan keamanan wilayah tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved