Teleskop James Webb Temukan Planet Pertamanya Seukuran Saturnus

Tanggal: 30 Jun 2025 10:39 wib.
Teleskop luar angkasa James Webb (JWST) baru saja mencetak prestasi luar biasa dengan berhasil menangkap gambar langsung pertamanya dari sebuah planet di sebuah tata surya yang terletak jauh di luar sana. Keberhasilan ini semakin menarik perhatian para astronom karena planet yang ditemukan, bernama TWA 7b, adalah sebuah raksasa gas yang ukurannya sebanding dengan Saturnus, namun dengan bobot yang lebih ringan daripada yang pernah teramati sebelumnya.

Planet TWA 7b berada dalam orbit bintang yang sudah berusia lebih dari 6 juta tahun. Menariknya, planet ini masih mengeluarkan cahaya panas yang berasal dari fase pembentukannya, menunjukkan bahwa planet ini berada dalam tahap awal perkembangan. Dalam konteks astronomi, temuan ini menjadi penting karena memberikan pandangan pertama tentang apa yang dikenal sebagai planet "gembala," yang telah diprediksi ada tetapi sebelumnya belum pernah terlihat.

Penemuan ini dipublikasikan pada tanggal 25 Juni di jurnal bergengsi Nature, seperti yang dinyatakan oleh penulis utama studi tersebut, Anne-Marie Lagrange. Lagrange, yang juga merupakan seorang astronom dan direktur penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS) di Paris, menjelaskan, "Temuan ini menunjukkan bahwa planet dapat membentuk celah di cakram, sebuah teori yang sebelumnya hanya ada di dalam spekulasi tanpa adanya bukti langsung."

Hasil citra JWST kali ini adalah yang pertama untuk sebuah planet dengan bobot sepuluh kali lebih ringan dibandingkan eksoplanet paling ringan yang telah diketahui sebelumnya. Hal ini dapat dicapai berkat sensitivitas tinggi JWST dalam mendeteksi cahaya dalam spektrum inframerah, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati objek yang sebelumnya sulit terdeteksi.

Para astronom sangat tertarik mempelajari eksoplanet karena informasi yang mereka peroleh dari pengamatan ini bisa membantu memahami proses pembentukan sistem planet. Sementara ribuan eksoplanet telah terdeteksi secara tidak langsung, cahaya yang memantul dari planet tersebut sering kali tenggelam oleh cahaya yang jauh lebih terang dari bintang yang mereka orbit. 

Untuk mengatasi tantangan ini, JWST dilengkapi dengan koronagraf, sebuah perangkat yang dipasang pada Instrumen Inframerah Menengah (MIRI). Koronagraf berfungsi untuk menghalangi cahaya dari bintang, sehingga memberi ruang bagi para astronom untuk melihat objek-objek yang mengorbit di sekitarnya dengan lebih jelas.

Pemilihan target bintang-bintang muda juga menjadi strategi para astronom dalam penelitian ini. Dengan memilih bintang-bintang yang cakram planetnya berada pada posisi yang tepat di kutub teleskop, astronom dapat mengeksplorasi sistem bintang yang satelitnya masih bersinar panas akibat dari pembentukan mereka.

Sistem yang mengandung TWA 7b, dikenal sebagai TWA 7, terletak sekitar 110 tahun cahaya dari Bumi. Sistem ini terdiri dari tiga cincin konsentris puing berbatu dan debu, dengan satu cincin sempit yang diapit oleh dua ruang kosong. Menariknya, di dalam inti cincin sempit tersebut, ilmuwan menemukan sebuah lubang yang memancarkan radiasi inframerah.

Simulasi lanjut menunjukkan bahwa sumber radiasi tersebut mungkin adalah sebuah planet dengan ukuran sekitar 30 persen dari ukuran Jupiter, yang mengorbit bintang induknya pada jarak yang hampir 52 kali lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dari Matahari. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang komposisi dan dinamika sistem planet, serta membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang astronomi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved