Sumber foto: iStock

Telah Terungkap, Alasan di Balik Perlindungan Beberapa Negara Arab terhadap Israel

Tanggal: 2 Okt 2024 05:13 wib.
Konflik antara Israel dan Palestina selalu menjadi perbincangan hangat di kancah internasional. Serangan Israel ke wilayah Palestina seperti Jalur Gaza dan Tepi Barat sampai beberapa wilayah di Lebanon telah memicu perpecahan di antara negara-negara Arab. Perpecahan ini disebabkan oleh normalisasi hubungan beberapa negara dengan Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara Arab yang membantah adanya hubungan resmi maupun rahasia dengan Israel. Namun kini terbukti bahwa sebagian negara tersebut tidak bisa menyembunyikan hubungan mereka dengan Tel Aviv.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan secara terang-terangan menyatakan bahwa negaranya menjalin hubungan tidak resmi dengan berbagai negara Arab.

Menurut laporan Foreign Policy pada April 2024, negara-negara Arab memberikan dukungan kepada Israel karena alasan-alasan yang sangat spesifik, salah satunya adalah demi kepentingan mereka sendiri. Hal ini terungkap dari koordinasi keamanan regional di bawah naungan Komando Pusat AS (CENTCOM) serta serangan balasan Iran terhadap Israel dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal beberapa waktu lalu.

Laporan tersebut menyoroti ketahanan perjanjian damai antara Yordania-Israel dan Mesir-Israel, serta perjanjian normalisasi yang terjadi pada tahun 2020. Kerja sama keamanan juga semakin intensif setelah Israel masuk ke wilayah tanggung jawab CENTCOM pada September 2021.

Menurut publikasi asal Inggris The Economist, dalam serangan Iran terhadap Israel, negara-negara di Teluk, termasuk Arab Saudi, kemungkinan juga ikut berperan tidak langsung. Mereka menjadi tuan rumah bagi sistem pertahanan udara, pesawat pengintai, dan pengisian bahan bakar yang sangat penting bagi upaya tersebut.

Di media sosial, beberapa komentator dengan cepat merayakan keterlibatan Arab. Mereka menganggap hal ini sebagai bukti bahwa Israel tidak sendirian di Timur Tengah dan bahwa orang Arab bersedia bekerja sama dengan negara tersebut.

Julien Barnes-Dacey, direktur program Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, menyebut bahwa serangan Iran berhasil menggalang dukungan internasional baru di belakang Israel. Bahkan, negara-negara Arab utama yang sebelumnya kritis terhadap serangan Israel terhadap Gaza, kini mendukung respons militer Israel terhadap serangan pesawat nirawak tersebut.

Sebagai informasi tambahan, dalam serangan Israel ke Lebanon, Arab Saudi menyatakan kekhawatiran yang serius terhadap perkembangan di sana, serta mendesak pelestarian kedaulatan dan keamanan regional Lebanon. Namun, Arab Saudi tidak mengomentari kematian pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, yang disebabkan oleh Israel.

Sementara itu, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain, memilih untuk bungkam terkait pembunuhan Nasrallah. UEA dan Bahrain telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dan Bahrain juga berhasil menumpas pemberontakan pro-demokrasi yang cukup besar oleh komunitas Syiahnya pada tahun 2011.

Dapat disimpulkan bahwa alasan di balik perlindungan beberapa negara Arab terhadap Israel adalah karena adanya kepentingan strategis dan keamanan yang melibatkan negara-negara tersebut. Dukungan ini juga mencerminkan dinamika politik di Timur Tengah yang terus berubah, di mana negara-negara Arab berupaya untuk menjaga stabilitas regional dan keamanan, meskipun hal ini menimbulkan kontroversi di antara masyarakat Arab sendiri.

Misalnya, normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel telah menimbulkan perpecahan dan pro dan kontra di masyarakat Arab. Namun, dari sudut pandang politik, langkah-langkah ini memberikan manfaat keamanan dan hubungan diplomasi yang lebih luas bagi negara-negara terkait.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved