Targetkan Hizbullah, Serangan Udara Israel Tewaskan Setidaknya 37 Orang di Beirut
Tanggal: 22 Sep 2024 20:37 wib.
Serangan udara Israel yang ditujukan kepada komandan Hizbullah di pinggiran Beirut, Lebanon pada Jumat, (20/9/2024) mengakibatkan korban tewas puluhan orang dan sejumlah lainnya hilang. Upaya penyelamatan masih terus dilakukan untuk mencari korban di bawah reruntuhan bangunan sementara pihak berwenang menyebutkan jumlah korban tewas setidaknya mencapai 37 orang.
Hizbullah, kelompok yang didukung Iran, mengumumkan bahwa 16 anggota, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan sejumlah komandan lainnya seperti Ahmed Wahbi, turut menjadi korban dalam serangan ini. Serangan tersebut dianggap sebagai yang paling mematikan dalam hampir setahun terakhir konflik dengan Israel.
Pihak militer Israel menyebutkan bahwa serangan tersebut berhasil menghantam pusat bawah tanah Aqil dan para pemimpin pasukan elit Hizbullah Radwan. Serangan ini hampir menghancurkan rantai komando militer mereka.
Pada serangan itu, terjadi penghancuran sebuah bangunan perumahan bertingkat di pinggiran kota yang padat penduduk, serta kerusakan pada sebuah kamar bayi di sebelahnya, menurut sumber keamanan. Tiga anak-anak dan tujuh wanita termasuk di antara korban tewas, menurut kementerian kesehatan Lebanon.
Serangan lintas batas berlanjut pada Sabtu, di mana pesawat tempur Israel melakukan serangan bom terberat dalam 11 bulan terakhir pertempuran di selatan Lebanon, sementara Hizbullah mengklaim melakukan serangan roket terhadap target militer di utara Israel.
Tentara Israel mengumumkan telah menyerang sekitar 180 target, yang mengakibatkan penghancuran ribuan barel peluncur roket. Pada Jumat, serangan tersebut menyebabkan eskalasi konflik yang tajam, serta memberikan pukulan tambahan pada Hizbullah setelah dua hari serangan pada minggu ini, di mana alat komunikasi yang digunakan oleh anggotanya meledak.
Jumlah korban tewas dalam serangan tersebut telah meningkat menjadi 39 orang, sementara lebih dari 3.000 orang mengalami luka-luka. Serangan terhadap perangkat komunikasi tersebut diduga kuat dilakukan oleh Israel, meskipun pihak Israel tidak memberikan klarifikasi atau penolakan terkait keterlibatannya.
Hizbullah menegaskan akan terus melawan Israel hingga Israel menyetujui gencatan senjata dalam perang melawan Hamas di wilayah Gaza.
Dalam antisipasi respon balasan, militer Israel membatasi pertemuan dan menaikkan tingkat kewaspadaan bagi penduduk di wilayah utara. Sejak Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada Oktober sebagai ungkapan simpati terhadap warga Palestina di Gaza, puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.
Dengan korban jiwa di Lebanon mencapai setidaknya 70 orang dalam satu minggu ini, jumlah korban konflik di negara tersebut sejak Oktober telah melampaui angka 740 dalam periode gejolak terparah antara Israel dan Hizbullah sejak perang tahun 2006.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine-Hennis Plasschaert, menyatakan pada Jumat bahwa serangan di wilayah padat penduduk di Beirut adalah bagian dari "siklus kekerasan yang sangat berbahaya dengan konsekuensi yang menghancurkan. Ini harus dihentikan sekarang".
Perlu dicatat bahwa keselamatan dan kebutuhan kemanusiaan rakyat Lebanon dan Israel sangat krusial dalam menghadapi situasi konflik yang semakin memburuk. Kedua belah pihak perlu menemukan jalan keluar yang dapat mencegah korban sipil dan memulai pembicaraan damai yang mungkin mengarah kepada perdamaian jangka panjang. Dukungan dan perdamaian antarnegara-negara di kawasan tersebut juga diharapkan sebagai langkah konkret menuju penyelesaian konflik yang berkelanjutan.