Sumber foto: website

Target Gila Israel, Kurangi Setengah Populasi Warga Gaza

Tanggal: 30 Nov 2024 22:15 wib.
Menteri keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, telah mengungkapkan rencana ambisius untuk mengurangi setengah dari populasi warga Gaza melalui migrasi sukarela dalam waktu dua tahun mendatang. Pernyataan kontroversial ini disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan Dewan Yesha, sebuah komite yang mengawasi sejumlah pemukiman di Tepi Barat yang diduduki. Smotrich tidak hanya berencana untuk mengosongkan Gaza, tetapi juga mengusulkan agar Israel menduduki wilayah Jalur Gaza.

Pernyataan kontroversial tersebut menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat internasional. Menurut Smotrich, Gaza bisa saja memiliki jumlah penduduk yang kurang dari setengah dari populasi saat ini dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Dia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa migrasi sukarela warga Palestina dari Gaza dapat menjadi model untuk Tepi Barat. Namun, upaya ini tentu menuai kritik tajam dari berbagai pihak, baik lokal maupun internasional.

Perang yang berkecamuk di Gaza telah menelan korban jiwa yang sangat banyak, dengan lebih dari 44.000 warga Palestina tewas. Infrastruktur wilayah tersebut juga mengalami kerusakan parah, sementara konflik ini mengakibatkan penerbitan surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Kriminal Internasional terhadap beberapa tokoh penting, termasuk mantan Perdana Menteri Israel, Yoav Galant, dan komandan militer Hamas, Mohammed Deif.

Mengingat sejarah konflik yang rumit di kawasan tersebut, rencana Smotrich ini tentu saja menuai kritik tajam. Sejak serangan yang menewaskan hampir 1.200 orang pada Oktober 2023, Smotrich menjadi salah satu figur yang menyerukan agar Gaza kembali ke kendali penuh Israel serta memperkuat permukiman di wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, Smotrich juga memiliki peran di kementerian pertahanan yang bertanggung jawab atas pengawasan permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Namun, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Israel di wilayah tersebut telah menimbulkan kontroversi dan konflik yang belum terselesaikan.

Pada saat yang sama, rencana pembersihan etnis yang dituduhkan Israel di Gaza utara melalui Rencana Jenderal menuai kecaman yang kuat dari berbagai pihak, termasuk dari media Israel yang melaporkan bukti-bukti terkait rencana tersebut. Smotrich tetap teguh pada kebijakan ekspansionis Israel yang agresif, bahkan pernah menyatakan bahwa negara itu harus berkembang sedikit demi sedikit hingga perbatasannya mencapai Damaskus.

Dalam sebuah wawancara, Smotrich mengutip ideologi "Israel yang lebih besar," yang membayangkan perluasan negara tersebut hingga ke seluruh Timur Tengah. Dengan pandangannya yang ambisius, Smotrich mencoba menggambarkan masa depan Israel yang lebih luas dan dominan di kawasan tersebut. Namun, rencananya ini tidak luput dari kritik-kritik pedas yang datang dari berbagai pihak terkait.

Rencana ambisius Smotrich tersebut telah memicu ketegangan dan perdebatan yang panas dalam konteks konflik Israel-Palestina. Dengan pernyataannya yang kontroversial, Smotrich berada di tengah sorotan internasional yang menyoroti isu-isu hak asasi manusia dan perdamaian di kawasan tersebut. Hal ini juga memperlihatkan kompleksitas dan ketegangan dalam mencari solusi untuk konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun di Timur Tengah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved