Tahukah Anda Seberapa Lambat Cahaya Bergerak?

Tanggal: 3 Jul 2017 22:05 wib.
Pada tahun 2015, tim ilmuwan Skotlandia mengumumkan bahwa mereka telah menemukan cara untuk memperlambat kecepatan cahaya. Dengan mengirimkan foton dalam ‘topeng’ khusus, para peneliti mengubah bentuknya. Dalam formasi yang berbeda ini, partikel cahaya yang sangat kecil ini bergerak lebih lambat dari foton normal.

Perbedaan kecepatannya mungkin hampir tak terlihat, tapi prestasi itu sendiri sudah sungguh menakjubkan! Melaju dengan 299.792.458 meter per detik, kecepatan cahaya yang selama ini telah menjadi kecepatan yang tidak dapat dipecahkan dan tidak berubah, tidak berlaku lagi.

Tapi kenapa repot-repot memperlambat kecepatan cahaya? Lagi pula, kecepatan ini sudah cukup lambat!



Sepertinya itu pertanyaan yang aneh bagi orang-orang yang bepergian dengan kecepatan 70 km per jam di jalan raya. Namun hal ini sangat masuk akal dalam skala kosmik. Pertimbangkan ini: Jika Alam Semesta diubah skalanya seukuran planet bumi, melintasi Galaksi Bima Sakti kira-kira setara dengan berjalan tiga rumah di blok untuk mengunjungi tetanggamu. Namun, dengan kecepatan cahaya di alam semesta yang skalanya seukuran Bumi, perjalanan ‘singkat’ tersebut akan memakan waktu 100.000 tahun!

Contoh ini menunjukkan betapa lambannya menjelajahi galaksi dengan kapal yang melaju dengan kecepatan cahaya. Perjalanan seperti itu akan menjangkau lebih dari seratus generasi manusia!

Seorang  astrofisikawan Brian Koberlein menghitung, dibutuhkan 45 menit untuk cahaya dari Matahari untuk mencapai Jupiter, dan lima jam untuk mencapai Pluto.

Dan tentu saja, saat menatap langit dengan mata telanjang, kita melihat beberapa bintang yang berasal lebih dari 4.000 tahun yang lalu, itulah berapa lama cahaya mereka bisa sampai ke mata kita.

Jadi sekarang setelah kita memastikan bahwa cahaya ternyata tidak terlalu cepat, kita bisa beralih ke masalah yang lebih mendesak dan sulit: Mengapa?

Fisikawan teoritis dapat merenungkannya dan ahli kosmologi dapat menghitungnya, tapi semua pemikiran mereka saat ini mengarah pada jawaban yang tak terhindarkan: Karena.

Fisikawan teoretis Gennaro Tedesco memberikan versi jawaban yang sedikit lebih memuaskan:

Alam semesta dibuat sedemikian rupa sehingga foton menyebar dengan kecepatan itu, tidak ada alasan mengapa seharusnya begitu, tapi memang begitulah adanya. Fisika tidak menjelaskan mengapa benda itu seperti apa yang ada, namun menjelaskan bagaimana membuat prediksi dengan menggunakan model yang telah terbukti.



Mari kita coba skenario apabila cahaya jauh lebih cepat. Apa jadinya jika, katakanlah, kecepatan cahaya lebih cepat 1.000 kali? Steve Jones mengeksplorasi hipotetisnya. Sebuah kapal akan bisa melintasi Bima Sakti dalam waktu kurang dari satu abad! Perjalanan ke Alpha Centauri, tempat tinggal planet yang bisa dihuni, akan memakan waktu kurang dari dua hari! Komputer dan jaringan akan berjalan lebih cepat berkat kecepatan optik yang disempurnakan! Kita mungkin lebih mungkin menerima sinyal dari makhluk luar angkasa!

Tapi, matahari akan membakar sejuta kali lebih panas. Kita semua akan terpanggang.

Maka akan lebih baik jika kita belajar mencintai kecepatan cahaya yang telah diset ini. Karena  jika sedikit lebih cepat, kehidupan di planet bumi mungkin tidak akan ada.

 

Sumber: realclearscience.com
Copyright © Tampang.com
All rights reserved