Suhu Ekstrem di Arab Saudi Membuat 577 Jemaah Haji Meninggal Dunia
Tanggal: 20 Jun 2024 07:46 wib.
Lebih dari 500 orang meninggal dunia dalam rangkaian ibadah haji, di tengah panas ekstrem Arab Saudi yang nyaris menembus suhu 52 derajat Celsius. Dilansir dari AFP, Pusat Meteorologi Nasional Saudi melaporkan suhu mencapai 51,8 derajat Celsius di Masjidil Haram pada Senin (17/6) kemarin.
Keadaan panas ekstrem ini mengakibatkan ratusan jemaah dari berbagai negara meninggal dunia akibat penyakit yang berhubungan dengan suhu panas. Dari jumlah jemaah yang meninggal dunia, 323 di antaranya berasal dari Mesir.
Suasana memprihatinkan ini juga dirasakan oleh jemaah asal Yordania yang juga kehilangan sebanyak 60 orang karena suhu udara yang sangat panas. Dengan demikian, jumlah total jemaah haji yang meninggal dari seluruh negara mencapai 577 orang.
Tak hanya jemaah yang meninggal dunia, otoritas Saudi juga disebut tengah merawat lebih dari 2.000 jemaah yang sakit akibat udara panas sejak akhir pekan lalu.
Menurut sebuah penelitian di Saudi yang diterbitkan bulan lalu, suhu di tempat-tempat pelaksanaan rangkaian ibadah haji memang meningkat hingga 0,4 derajat Celsius setiap dekade.
Laporan juga menyebutkan bahwa layanan ambulans menjadi kewalahan mengatasi kondisi kesehatan para jemaah. Bahkan beberapa saksi melaporkan adanya jenazah yang tidak tertolong di pinggir jalan, menunggu diangkut oleh ambulans.
Kesaksian ini juga dikemukakan oleh seorang warga negara Indonesia (WNI) dari Pati, yang juga tengah mengikuti ibadah haji tahun ini, yakni L. Hakim. Dia memberikan detail keadaan yang dialaminya selama menjalani ibadah haji, termasuk melihat banyak jemaah jatuh pingsan di Mina.
Sampai saat ini, otoritas terkait menyebut ada total 165 jemaah RI yang meninggal dunia selama menjalankan ibadah haji. Dari jumlah itu, tiga di antaranya meninggal karena heatstroke.
Sebelumnya, otoritas haji Saudi telah mengimbau jemaah untuk menggunakan payung, minum banyak air, serta menghindari paparan sinar matahari selama jam-jam terpanas di siang hari.
Setiap tahunnya, puluhan ribu jemaah berupaya menunaikan ibadah haji melalui jalur tidak resmi, karena tak mampu membayar prosedur yang mahal untuk mendapatkan visa haji resmi. Hal ini menempatkan para jemaah haji ilegal itu lebih berisiko, karena mereka tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC yang disediakan oleh otoritas Saudi di sepanjang rute haji.