Sidang Kematian Diego Maradona Dibatalkan Gara-gara Skandal Film, Proses Hukum Dimulai dari Nol
Tanggal: 30 Mei 2025 21:00 wib.
Buenos Aires, Argentina – Proses hukum kasus kematian legenda sepak bola dunia, Diego Maradona, kembali tertunda. Sidang yang telah mendengarkan kesaksian lebih dari 40 saksi ini dibatalkan pada Kamis (29/5/2025) setelah terungkapnya skandal keterlibatan salah satu hakim, Julieta Makintach, dalam produksi film miniseri dokumenter tentang kasus tersebut. Akibatnya, seluruh proses hukum yang telah berjalan berbulan-bulan ini harus dimulai dari awal dengan tiga hakim baru.
Keputusan pembatalan sidang disampaikan oleh Hakim Maximiliano Savarino, rekan Makintach, yang menyatakan bahwa perilaku Makintach menyebabkan prasangka terhadap jalannya persidangan. Keterlibatan Makintach dalam miniseri berjudul Divine Justice (Keadilan Ilahi) ini terungkap pekan ini, setelah polisi melakukan penggeledahan dan bukti-bukti terkait rekaman tidak sah di pengadilan muncul.
Kemarahan Keluarga dan Dugaan Kelalaian Medis
Pembatalan sidang kematian Maradona sontak memicu kemarahan keluarga. "Saya tidak tenang. Saya marah. Saya membenci mereka!" seru putri Maradona, Jana Maradona, kepada wartawan di luar gedung pengadilan pada Kamis, dikutip dari kantor berita AFP.
Mantan pasangan Maradona, Veronica Ojeda, juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyebut insiden ini keterlaluan, tetapi menegaskan, "Kalau saya harus melakukannya (bersaksi) seribu kali lebih banyak, saya akan melakukannya."
Kesaksian-kesaksian menyakitkan, bahkan beberapa di antaranya disertai tangisan, telah didengarkan dalam persidangan ini, termasuk dari anak-anak legenda Barcelona dan Napoli tersebut. Putri Maradona lainnya, Gianinna Maradona, sebelumnya bersaksi di pengadilan bahwa ayahnya ditempatkan di tempat yang gelap, buruk, dan sepi selama masa pemulihan, dan para pengasuhnya lebih tertarik pada uang daripada nyawa sang ayah.
Diego Maradona, yang dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dunia, meninggal pada November 2020 dalam usia 60 tahun saat menjalani pemulihan pascaoperasi otak. Ia ditemukan meninggal karena gagal jantung dan edema paru akut—kondisi penumpukan cairan di paru-paru—dua minggu setelah operasi. Tim medisnya yang beranggotakan tujuh orang diseret ke meja hijau atas kondisi pemulihannya di rumah, yang oleh jaksa digambarkan sebagai kelalaian sangat fatal.
Jaksa menduga Maradona dibiarkan menghadapi nasibnya untuk periode lama dan menyakitkan sebelum meninggal. Para pengasuh Maradona berisiko menghadapi hukuman penjara antara delapan hingga 25 tahun jika terbukti bersalah atas pembunuhan dengan kemungkinan niat, yaitu melakukan suatu tindakan meskipun tahu itu dapat menyebabkan kematian.
Hakim Makintach Diselidiki
Hakim Julieta Makintach kini telah diskors dari tugasnya dan sedang diselidiki oleh komite disiplin peradilan. Ia dituduh melanggar persyaratan imparsialitas, penyalahgunaan pengaruh, bahkan kemungkinan penyuapan. Cuplikan dari film Divine Justice yang diputar di pengadilan pada Selasa (27/5/2025) menunjukkan, Makintach berjalan di gedung pengadilan saat detail tentang kematian Maradona disiarkan. Video ini, yang memicu kegaduhan, tampaknya berisi rekaman tidak sah dibuat di dalam pengadilan dan memperlihatkan Makintach sedang diwawancarai di depan kamera.
Jaksa penuntut, para pengadu, dan sebagian besar pengacara pembela meminta agar panel hakim baru ditunjuk dan persidangan dimulai kembali. "Tidak ada pilihan lain selain membatalkan (persidangan)," kata Vadim Mischanchuk, pengacara psikiater Maradona, salah satu terdakwa.
Hingga saat ini, belum ada tanggal pasti untuk persidangan baru, tetapi jaksa penuntut berharap prosesnya dapat dimulai kembali tahun ini. Setiap banding yang mungkin terhadap putusan hari Kamis dapat menunda dimulainya kembali persidangan, yang hakimnya akan dipilih melalui undian pengadilan internal. "Maradona masih belum tenang," demikian judul berita pers Argentina minggu ini, mengacu pada drama hukum yang tak kunjung usai ini.