Siaran TV Rusia Ungkap Rencana Serang Jerman-Prancis-Inggris
Tanggal: 20 Jul 2024 06:34 wib.
Saluran TV milik pemerintah Rusia, Rossiya 1, menyiarkan segmen yang mengungkapkan rencana Kremlin dan mengancam akan menyerang ibu kota Eropa dengan menggunakan rudal jarak jauh. Segmen tersebut dibawakan oleh Yevgeny Popov, seorang pembawa acara TV sekaligus anggota parlemen Duma Negara. Ia menyatakan, "Hampir semua ibu kota Eropa akan terancam jika rudal kami ditempatkan di Kaliningrad.
Berlin, Warsawa, semua negara Baltik, Paris, Bukares, Praha, dan tentu saja, pangkalan Amerika di Jerman," seperti yang dikutip oleh The Moscow Times pada Jumat (19/7/2024). Saluran TV tersebut juga menayangkan peta yang menyoroti target potensial di Eropa. Informasi ini disampaikan sebelum pengumuman Gedung Putih selama pertemuan puncak NATO yang menyatakan bahwa mereka akan secara berkala menempatkan senjata jarak jauh di Jerman mulai tahun 2026.
Popov juga menyampaikan perhatian khusus terhadap Inggris, menyatakan bahwa negara tersebut merupakan musuh tradisional Rusia dan sangat rentan. Ia bahkan mengungkapkan, "Perhatian khusus untuk Inggris, musuh tradisional kita... Inggris berada dalam posisi paling rentan. Pada dasarnya, tiga rudal saja sudah cukup dan peradaban ini akan runtuh." Pernyataan ini menegaskan peringatan Kremlin sebelumnya bahwa penempatan rudal Amerika di Jerman dapat menjadikan ibu kota Eropa sebagai target rudal Rusia, yang juga pernah disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. Menurutnya, "Eropa adalah target rudal kami, negara kami adalah target rudal AS di Eropa. Kami memiliki kapasitas yang cukup untuk menahan rudal-rudal ini tetapi calon korbannya adalah ibu kota negara-negara ini."
Peskov juga mengisyaratkan bahwa konfrontasi semacam ini dapat merusak Eropa secara keseluruhan. Dikatakannya bahwa hal itu sama seperti Perang Dingin yang berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet. Menanggapi peringatan Kremlin, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Amerika Serikat dan NATO "tidak mencari konflik militer dengan Rusia". Meskipun begitu, departemen tersebut mengingatkan bahwa tindakan militer apa pun yang ditujukan terhadap Sekutu NATO akan memicu respons yang luar biasa.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, AS secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di Eropa karena ancaman dari Moskow mereda. Namun, setelah dimulainya kampanye militer Rusia di Ukraina pada tahun 2022, negara-negara NATO, yang dipelopori oleh AS, telah memperkuat pertahanan mereka di Eropa. Kondisi memanas ini membuat sejumlah pihak khawatir akan potensi perang dunia ke-3 (PD 3). Sejarawan militer Jenderal Sir Patrick Sanders bahkan mengungkapkan bahwa kengerian perang ini sudah nampak di depan mata.
Panasnya situasi di Eropa menjadi perhatian utama bagi banyak negara di seluruh dunia. Potensi konflik di Eropa yang melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara anggota NATO menjadi isu yang sangat sensitif dan memiliki dampak yang luas bagi situasi internasional. Meskipun begitu, upaya diplomasi dan negosiasi terus dilakukan untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat mengancam perdamaian dunia.