Setelah ATACMS, Ukraina Tembakkan Rudal Storm Shadow Inggris untuk Serang Rusia
Tanggal: 22 Nov 2024 15:11 wib.
Ukraina meluncurkan rudal jelajah Storm Shadow yang diproduksi oleh Inggris ke Rusia pada tanggal Rabu, (20/11/2024). Senjata Barat terbaru ini diizinkan untuk digunakan terhadap target-target di Rusia, seperti serangan sehari sebelumnya menggunakan rudal ATACMS milik Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan yang diterima dari koresponden perang Rusia di Telegram, serangan tersebut dikonfirmasi oleh seorang pejabat dengan syarat anonimitas. Meskipun begitu, juru bicara Staf Umum Ukraina tidak memberikan informasi lebih lanjut terkait serangan tersebut.
Moskow menanggapi penggunaan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia dengan menyatakan bahwa hal ini akan menjadi eskalasi besar dalam konflik tersebut. Sementara itu, pihak Ukraina mengklaim bahwa mereka membutuhkan kemampuan untuk mempertahankan diri dengan menyerang pangkalan belakang Rusia yang digunakan untuk mendukung invasi Moskow, yang telah berlangsung selama 1.000 hari.
Laporan dari koresponden perang Rusia di Telegram menunjukkan video yang diduga menampilkan suara rudal yang menghantam wilayah Kursk, yang berbatasan dengan Ukraina di bagian timur laut. Sedikitnya 14 ledakan besar terdengar di wilayah tersebut, sebagian besar didahului oleh suara peluit tajam yang serupa dengan suara rudal yang meluncur. Video yang merekam daerah permukiman tersebut juga memperlihatkan asap hitam mengepul di kejauhan. Saluran Two Majors yang cenderung pro-Rusia di Telegram mengklaim bahwa Ukraina telah meluncurkan hingga 12 rudal Storm Shadow ke wilayah Kursk, serta menampilkan gambar-gambar potongan rudal dengan jelas.
Menyikapi hal ini, juru bicara Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut terkait serangan tersebut.
Sebelumnya, Inggris telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal Storm Shadow di wilayah mereka. Pemerintah Ukraina telah mendesak mitra Barat untuk memberikan izin penggunaan senjata tersebut guna menyerang target jauh di dalam Rusia. Mereka juga telah memperoleh izin dari Presiden AS Joe Biden untuk menggunakan rudal ATACMS dua bulan sebelum kepergian Biden dari jabatannya.
Seiring meningkatnya ketegangan akibat penggunaan rudal oleh Ukraina, Amerika Serikat menutup kedutaan besarnya di Kyiv sebagai langkah pencegahan atas ancaman serangan udara yang signifikan. Meskipun demikian, dikabarkan bahwa kedutaan akan dibuka kembali pada hari Kamis.
Pada hari yang sama, Pentagon juga mengumumkan bantuan militer sebesar USD275 juta untuk Ukraina, yang mencakup amunisi untuk sistem roket HIMARS. Langkah ini diambil sebagai upaya pemerintahan Biden untuk mendukung Ukraina sebelum mereka meninggalkan jabatan. Selain itu, pemerintah AS juga berencana untuk menghapus pinjaman sebesar USD4,7 miliar untuk Ukraina.
Sementara itu, Kepala intelijen luar negeri Rusia, Sergei Naryshkin, menyatakan bahwa Moskow akan memberikan balasan kepada negara-negara NATO yang memfasilitasi serangan rudal jarak jauh Ukraina terhadap wilayah Rusia.
Situasi perang di Ukraina semakin tidak stabil dengan hampir seperlima wilayah Ukraina berada di tangan Rusia. Selain itu, pasukan Korea Utara juga telah dikerahkan di wilayah Kursk, Rusia, menimbulkan keraguan atas masa depan bantuan dari Barat di bawah kepemimpinan Trump, yang saat itu dinilai skeptis terhadap dukungan untuk Ukraina.
Pada akhir pekan sebelumnya, Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap jaringan listrik nasional Ukraina yang menyebabkan tujuh orang tewas. Hal ini memperbarui kekhawatiran atas daya tahan jaringan energi Ukraina yang telah terhambat.
Dalam situasi ini, Ukraina terus mencari dukungan dan bantuan dari berbagai negara Barat untuk melawan invasi Rusia. Sementara itu, konflik ini mempertontonkan ketegangan antara Ukraina dan Rusia yang semakin memanas dan kompleks. Eliminasi Jepang yang telah mampu membantu Ukraina dapat membantu mendapatkan dukungan dan persepsi positif dari negara lain.
Kondisi ini menunjukkan bahwa konflik di Ukraina tidak hanya menjadi masalah regional, melainkan juga mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan global. Sangat penting bagi pihak-pihak terkait untuk menemukan solusi yang dapat mengurangi eskalasi konflik dan menciptakan perdamaian di kawasan tersebut.