Serikat Pekerja Federal Terbesar Tuntut Segera Akhiri Penutupan Pemerintahan
Tanggal: 29 Okt 2025 21:57 wib.
Amerika Serikat kini menghadapi krisis yang merugikan banyak pihak. Penutupan pemerintahan telah memasuki minggu kelima. Kondisi ini membuat frustrasi warga Amerika. Terutama bagi ratusan ribu pekerja federal. Mereka kini hidup tanpa kepastian gaji.
Serikat pekerja federal terbesar di AS, American Federation of Government Employees (AFGE), bersuara. Mereka mewakili lebih dari 800.000 pekerja. AFGE secara terbuka menuntut Kongres. Mereka mendesak agar government shutdown segera diakhiri. Kedua belah pihak dikecam atas krisis yang merugikan ini. Mari kita telaah lebih dalam tuntutan dan dampak dari situasi genting ini.
1. Desakan Keras AFGE: Hentikan Penutupan Pemerintahan SEGERA!
AFGE tidak main-main dengan tuntutannya. Mereka mendesak Kongres untuk segera bertindak. Tujuannya adalah meloloskan RUU pendanaan jangka pendek. RUU ini harus "bersih" dari negosiasi berlarut-larut. Istilah "bersih" di sini berarti tanpa tambahan klausul politik kontroversial. Hal ini dapat mempercepat proses legislasi.
Tuntutan ini datang langsung dari serikat pekerja federal terbesar di Amerika Serikat. Ini menunjukkan tingkat urgensi yang tinggi. AFGE menuntut tindakan legislatif segera. Tidak ada lagi penundaan karena negosiasi tambahan yang berlarut-larut. Situasi ini telah berlangsung terlalu lama.
Presiden AFGE, Everett Kelley, menyampaikan pesan tegas. "Meloloskan resolusi berkelanjutan yang bersih dan mengakhiri penutupan ini hari ini," ujarnya. Seruan ini adalah refleksi nyata. Ini mencerminkan keputusasaan para pekerja federal. Mereka sangat membutuhkan kepastian finansial. Resolusi berkelanjutan berarti pendanaan stabil. Ini penting untuk operasional pemerintahan.
Kita semua memahami bahwa kebijakan berdampak pada kehidupan nyata. Tuntutan AFGE ini bukan sekadar retorika politik. Ini adalah seruan untuk keadilan. Ini demi melindungi mata pencarian ratusan ribu keluarga. Mereka kini menghadapi tekanan ekonomi yang besar.
2. Kritik Pedas dan Derita Pekerja Federal Akibat Krisis Ini
AFGE mengecam keras kedua belah pihak di Kongres. Mereka menyebut situasi ini sebagai "krisis yang dapat dihindari." Kecaman ini sangat tajam dan beralasan. Krisis ini adalah akibat kegagalan politisi. Mereka gagal mencapai kesepakatan demi kepentingan rakyat.
Dampak pada pekerja federal sangat memprihatinkan. Banyak dari mereka tidak dibayar setelah melewatkan gaji kedua. Ini berarti dua kali mereka tidak menerima pendapatan. Padahal, kebutuhan hidup terus berjalan. Tagihan harus tetap dibayar.
Krisis ini juga memicu PHK massal. Banyak pekerja federal menghadapi pemutusan hubungan kerja. Mereka terpaksa mencari penghasilan lain. Bahkan ada yang harus mengantre di bank makanan. Ini adalah pemandangan yang memilukan. Kondisi ini tidak sepatutnya terjadi di negara maju.
Everett Kelley menegaskan keprihatinannya. "Fakta bahwa mereka dicurangi adalah aib nasional," katanya. Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Ini bukan hanya masalah ekonomi. Ini adalah masalah moral dan etika kepemimpinan. Pemimpin seharusnya melindungi rakyatnya.
AFGE juga mengkritik para pemimpin politik. Mereka dinilai lebih fokus pada siapa yang harus disalahkan. Daripada mencari solusi nyata untuk masalah yang ada. Perdebatan politik seringkali menutupi. Ini menutupi penderitaan warga negara biasa.
3. Dinamika Negosiasi dan Posisi Partai di Kongres
Di tengah desakan ini, negosiasi bipartisan sedang berlangsung di Senat. Ini memberikan secercah harapan. Namun, prosesnya penuh dengan tantangan. Berbagai usulan telah diajukan dan ditolak. Mencari titik temu memang sulit.
Senat sempat menolak upaya Partai Republik. Upaya tersebut adalah untuk hanya membayar anggota militer aktif. Mereka juga ingin membayar pekerja federal esensial saja. Penolakan ini menunjukkan adanya perbedaan prinsip. Banyak pihak merasa semua pekerja federal layak dibayar.
Pihak Demokrat, di sisi lain, mendukung proposal. Mereka mengusulkan pembayaran untuk semua pekerja federal. Ini mencerminkan pandangan bahwa semua pegawai layak mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak ada yang seharusnya dihukum. Ini karena kebuntuan politik di Capitol Hill.
Senator Chris Van Hollen dari Maryland menegaskan posisinya. "Tidak ada pegawai federal, anggota militer, atau kontraktor yang pantas dihukum," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi keadilan. Ini penting bagi mereka yang bekerja untuk pemerintah. Mereka tidak seharusnya menjadi korban.
Situasi di Kongres menunjukkan kompleksitas politik. Mencari solusi yang adil dan berkelanjutan adalah pekerjaan rumah besar. AFGE dan jutaan pekerja federal berharap. Mereka berharap Kongres dapat segera menemukan jalan keluar. Akhiri penutupan pemerintahan ini sekarang juga.