Sumber foto: website

Serangan Israel Tewaskan 100 Orang saat Salat Subuh di Gaza, Sejumlah Negara Kecam

Tanggal: 13 Agu 2024 06:58 wib.
Serangan udara Israel di Kota Gaza mengakibatkan kematian lebih dari 100 orang ketika mereka sedang melakukan salat subuh. Bendera negara-negara Arab, Turki, Prancis, Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat berkibar dengan curahan kecaman terhadap serangan yang dilakukan oleh Israel tersebut.

Dilansir dari Reuters pada hari Minggu (11/8/2024), video yang berasal dari lokasi kejadian menunjukkan puing-puing dan potongan-potongan tubuh yang berserakan di sekitar area tersebut. Lebih banyak mayat dibawa pergi dan ditutupi dengan selimut. Tumpukan kaleng-kaleng makanan kosong tergeletak di atas genangan darah, sedangkan kasur-kasur yang terbakar dan boneka-boneka anak tergeletak di tengah reruntuhan. Di video lainnya, terlihat sejumlah pria tengah berdoa di atas selusin kantong mayat yang diletakkan di dalam kompleks sekolah Tabeen.

Dampak serangan Israel tersebut mendapat kecaman keras dari sejumlah negara, di antaranya negara-negara Arab, Turki, Prancis, Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Bahkan Wakil Presiden AS Kamala Harris memberikan pernyataan mendalam ketika ditanya mengenai reaksinya terhadap serangan di Kota Gaza. Ia menyatakan, "Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh," sambil berkampanye di Phoenix. Kamala Harris juga menyarankan perlunya kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.

Layanan Darurat Sipil Gaza, yang memiliki kredibilitas dalam merekam jumlah korban terkait, dan kantor media pemerintah yang dikelola oleh Hamas, mengungkapkan bahwa kompleks tersebut diserang saat penghuninya sedang melakukan salat subuh. "Sejauh ini, ada lebih dari 93 martir, termasuk 11 anak-anak dan enam wanita. Ada jenazah yang belum teridentifikasi," ungkap juru bicara pertahanan sipil Palestina, Mahmoud Bassal, dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan melalui televisi.

Akibat serangan tersebut, puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi mencari perlindungan di sekolah-sekolah Gaza, yang sebagian besar telah ditutup sejak perang antara Israel melawan Hamas dimulai. Bassal juga menyinggung bahwa sekitar 350 keluarga telah mencari perlindungan di kompleks itu. Sebagian dari ratusan ribu warga Palestina mengungsi akibat serangan Israel di Gaza. Ia menambahkan bahwa lantai atas dihuni oleh keluarga, sedangkan lantai bawah digunakan sebagai masjid yang mana terkena serangan.

Di sisi lain, militer Israel membantah jumlah korban tewas yang disebutkan. Mereka mengklaim bahwa serangan dilakukan dengan menggunakan tiga amunisi presisi yang seharusnya tidak dapat menyebabkan kerusakan sebesar yang dilaporkan. Militer juga menegaskan bahwa tidak ada kerusakan parah yang terjadi di kompleks tersebut, dan memberikan foto serta video udara yang mereka anggap sebagai bukti. Letkol Nadav Shoshani dari X menyatakan, "Kompleks itu beserta masjid yang ada di dalamnya berfungsi sebagai fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang aktif," tanpa memberikan bukti yang mendukung klaim tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved