Serangan Drone Hizbullah Hantam Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu
Tanggal: 19 Okt 2024 17:12 wib.
Salah satu dari tiga drone yang diluncurkan Hizbullah dari Lebanon dikabarkan telah mengenai kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kaisarea. Dua drone lainnya berhasil dicegat oleh pasukan pendudukan Israel (IDF).
Peristiwa tersebut terjadi pada saat Netanyahu dan keluarganya tidak berada di Kaisarea, sehingga tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut. Hal ini diungkapkan dalam pernyataan resmi yang menegaskan bahwa pemimpin Israel tersebut tidak berada di lokasi pada saat serangan terjadi.
Serangan drone ini mengakibatkan peningkatan ketegangan di kawasan tersebut, terutama setelah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, gugur dalam pertempuran dengan tentara Israel di Gaza selatan. Sikap keras Hizbullah dan upaya untuk meningkatkan eskalasi konflik menjadi perhatian utama dalam situasi ini. Selain itu, Iran sebagai sekutu utama Hizbullah dan Hamas juga menegaskan dukungannya terhadap perlawanan di wilayah tersebut.
Pihak Hamas sendiri telah mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar, serta mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap perjuangan kelompok tersebut. Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan bahwa mereka akan semakin kuat dan melanjutkan perjuangan setelah kehilangan pemimpin mereka.
Sebelumnya, pada akhir pekan sebelumnya terdapat serangan drone Hizbullah yang berhasil membobol kamp militer Israel di dekat Binyamina, menewaskan empat tentara Israel. Hizbullah kembali membidik target militer Israel dengan meruntuhkan kamp pelatihan Brigade Golani IDF di daerah tersebut, yang merupakan pusat antara Tel Aviv dan Haifa.
Serangan-serangan ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat di antara Hizbullah, Hamas, dan Iran dengan Israel. Pertempuran tidak hanya terjadi di wilayah Gaza, tetapi juga meluas ke perbatasan utara Israel dengan Lebanon. Israel pun harus mewaspadai potensi ancaman yang datang dari dua front tersebut.
Hal ini menunjukkan eskalasi konflik yang perlu diwaspadai oleh pihak internasional. Para pemimpin di kawasan dan internasional harus mencari solusi yang mampu menurunkan ketegangan dan mencegah konflik lebih lanjut yang dapat merugikan kedua belah pihak. Dukungan dan upaya diplomasi juga perlu ditingkatkan untuk menyelesaikan konflik ini.