Sumber foto: google

Serangan Balasan Berhasil, Rusia Klaim Rebut Kembali 2 Desa di Kursk Barat

Tanggal: 17 Sep 2024 19:27 wib.
Rusia pada hari Senin (16/9/2024) mengumumkan bahwa pasukannya telah berhasil merebut kembali kendali atas dua desa di wilayah Kursk baratnya dari Ukraina. Klaim ini dianggap sebagai serangan balasan yang signifikan di sana.

Pasukan Rusia dan Ukraina telah terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk sejak 6 Agustus. Serangan asing terbesar yang dilakukan oleh pasukan Ukraina terhadap tanah Rusia sejak Perang Dunia Kedua telah mengejutkan Moskow.

Meskipun Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah merebut kembali permukiman Uspenovka dan Borki, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen. Dua desa tersebut terletak sekitar 12 mil (20 km) terpisah di perbatasan dengan wilayah Sumy di Ukraina.

Seorang komandan senior Rusia dan blogger perang pro-Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa Rusia telah memulihkan kendali atas sekitar 10 permukiman di wilayah tersebut. Namun, pernyataan tersebut tidak dapat dikonfirmasi oleh Reuters.

Ukraina mengklaim bahwa pasukannya menguasai sekitar 100 desa di Kursk di area seluas lebih dari 1.300 km persegi (500 mil persegi). Sumber-sumber Rusia membantah klaim tersebut.

Di sisi lain, Gubernur wilayah Kursk, Alexei Smirnov, pada hari Senin memerintahkan evakuasi permukiman di dua distrik yang berjarak 15 km (9 mil) dari perbatasan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam pidato video pada Senin (16/9/2024), mengungkapkan bahwa ia telah membahas situasi di Kursk dengan komandan tertinggi Oleksandr Syrskyi, dan aktif mengambil tindakan sesuai rencana.

Zelenskiy juga memberikan informasi mengenai lambatnya kemajuan pasukan Rusia di Ukraina timur, terutama di jalur kereta api dan pusat logistik Pokrovsk. Diketahui bahwa 100 pertempuran terjadi dalam 24 jam terakhir di garis depan timur, dengan pertempuran terberat terjadi di sektor Pokrovsk dan Kurakhove.

Perebutan Pokrovsk bisa menjadi langkah maju dalam upaya Rusia untuk merebut seluruh wilayah Donetsk. Zelenskiy juga melaporkan bahwa serangan Kursk oleh Ukraina telah memperlambat pasukan Rusia di Ukraina timur. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa serangan Kursk telah berhasil mengalihkan perhatian Kyiv di garis depan timur, dan melemahkan pertahanan Ukraina di sana.

Konflik antara Rusia dan Ukraina di wilayah Kursk terus memanas, menyebabkan ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut. Dengan klaim dari kedua belah pihak yang sulit diverifikasi secara independen, situasi di wilayah tersebut menjadi semakin rumit.

Brigadir Jenderal rusia, Sergey Karakayev, menyatakan bahwa pasukan Rusia tidak akan mundur dari perebutan wilayah Kursk. Dia menegaskan bahwa strategi militer Rusia akan terus dilanjutkan hingga pasukan Ukraina dikalahkan dan kendali penuh atas wilayah Kursk berhasil direbut kembali.

Di lain pihak, pemerintahan Ukraina menegaskan bahwa mereka akan terus melawan dan mempertahankan wilayah Kursk dari serangan Rusia. Tegangannya semakin meningkat ketika dua negara tersebut terus berupaya untuk memenangkan wilayah strategis ini.

Situasi di wilayah Kursk juga mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Evakuasi penduduk dari beberapa desa di wilayah tersebut telah menjadi tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan warga.

Perang di wilayah Kursk tidak hanya mengancam perdamaian regional, tetapi juga berpotensi mempengaruhi perkembangan politik dan ekonomi global. Sebagai wilayah strategis dengan sumber daya alam yang melimpah, kepemilikan dan kendali atas wilayah ini sangatlah penting bagi kedua belah pihak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved