Sumber foto: istock

Sentimen Anti-China di Kalangan Masyarakat Amerika Meningkat

Tanggal: 4 Mei 2024 15:45 wib.
Mengutip dari hasil survei Pew Research Center yang dirilis pada hari Rabu, jumlah masyarakat Amerika yang merasa tidak menyukai China semakin membesar, dengan persentase yang semakin tinggi dalam menyebut negara itu sebagai musuh Amerika Serikat.

Survei tersebut menemukan bahwa sekitar 42% dari responden menyebut China sebagai musuh Amerika Serikat—persentase tertinggi sejak lembaga pemikir yang berbasis di Washington, D.C. ini mulai mengajukan pertanyaan tersebut pada tahun 2021—naik dari hanya seperempat dua tahun yang lalu.

Lebih dari empat dari lima masyarakat Amerika menyatakan pandangan negatif terhadap China, sedangkan 43% di antaranya melihat negara tersebut sangat tidak menyenangkan. Separuh dari responden mengidentifikasi China sebagai pesaing, sementara 6% melihatnya sebagai mitra bagi Amerika Serikat.

Hasil survei ini muncul di tengah-tengah ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia ini, dan sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat. Ketegangan ini memuncak terutama dalam hal perdagangan, keamanan nasional, dan isu-isu hak asasi manusia.

Ada beberapa aspek yang dapat menjelaskan mengapa sentimen anti-China semakin meningkat di kalangan masyarakat Amerika. Pertama-tama, perang dagang yang terus berlanjut antara kedua negara telah mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap China. Ketegangan perdagangan yang intens telah menimbulkan ketidakpastian ekonomi, harga barang-barang konsumen yang melonjak, dan dampak negatif lainnya.

Selain itu, isu-isu keamanan nasional juga berperan dalam memperkeras pandangan negatif terhadap China. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara China dan Amerika Serikat memanas terkait dengan isu-isu geopolitik, seperti penyebaran teknologi keamanan, klaim teritorial di Laut China Selatan, dan perlindungan kekayaan intelektual

Selain itu, isu hak asasi manusia di China juga menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatnya sentimen anti-China di Amerika Serikat. Berbagai laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia, penindasan terhadap kelompok agama, dan perlakuan yang tidak manusiawi terhadap minoritas etnis di Xinjiang telah membuat masyarakat global, termasuk masyarakat Amerika, semakin bersikap skeptis terhadap tindakan pemerintah China.

Penting untuk dicatat bahwa ketegangan antara dua negara ini bukanlah sesuatu yang baru. Dari sejarahnya, hubungan China-Amerika Serikat telah terus berubah-ubah, bergerak di antara kerjasama dan persaingan yang sengit. Namun, apa yang membuat situasi ini semakin memanas adalah fakta bahwa kedua negara memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi global, keamanan regional, dan isu-isu lingkungan.

Dari perspektif politik, hasil survei ini juga memberikan sinyal tentang bagaimana opini masyarakat dapat memengaruhi kebijakan pemerintah, terutama dalam konteks hubungan luar negeri. Persepsi negatif terhadap China di kalangan masyarakat Amerika dapat membentuk tekanan politik bagi pemerintah AS untuk menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih keras terhadap China, baik dalam hal perdagangan, keamanan, maupun hak asasi manusia.

Oleh karena itu, meningkatnya sentimen anti-China di kalangan masyarakat Amerika memiliki dampak yang signifikan, baik secara politik maupun ekonomi. Sebagai dua kekuatan global terbesar, kedua negara ini memiliki peran penting dalam menentukan arah hubungan internasional di masa depan.

Dalam konteks kebijakan luar negeri, penting bagi kedua belah pihak untuk terus berusaha mencari jalan untuk meredakan ketegangan dan memperbaiki hubungan bilateral. Dialog konstruktif, kegiatan diplomasi publik, dan usaha bersama untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada bisa menjadi langkah-langkah yang diperlukan guna memperbaiki hubungan antara Amerika Serikat dan China.

Terakhir, meningkatnya sentimen anti-China di kalangan masyarakat Amerika juga dapat menjadi momentum bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama di bidang-bidang yang masih memungkinkan, seperti kerja sama dalam isu-isu lingkungan, kesehatan global, dan penciptaan perdamaian di dunia. Dengan demikian, kedua negara dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hubungan mereka, yang pada gilirannya akan bermanfaat bagi dunia internasional secara keseluruhan.

Dengan demikian, meningkatnya sentimen anti-China di Amerika Serikat merupakan tantangan besar, namun juga merupakan peluang bagi kedua negara untuk menjalin hubungan yang lebih baik melalui dialog, kerja sama, dan pengertian yang lebih mendalam akan kepentingan bersama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved