Senjata Andalan Kamala Harris untuk Mengalahkan Trump di Pemilu AS
Tanggal: 25 Jul 2024 08:22 wib.
Wakil presiden Amerika Serikat yang juga bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, diramalkan memiliki potensi besar untuk mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan presiden mendatang. Sejumlah pengamat hubungan internasional menilai bahwa Harris memiliki peluang yang kuat untuk mengalahkan Trump yang saat ini tengah berada di puncak popularitasnya.
Meskipun Harris belum secara resmi diusung oleh Partai Demokrat, namun partai tersebut akan mengumumkan kandidat calon presiden mereka pada bulan Agustus mendatang. Jika Partai Demokrat secara resmi mengusung Harris, maka beberapa strategi atau "senjata" yang bisa meningkatkan peluang kemenangannya dalam pemilu menurut pengamat internasional patut diperhitungkan.
Salah satu kekuatan Harris adalah latar belakangnya di bidang hukum. Sejak bergabung dengan Kantor Kejaksaan Alameda County pada tahun 1990, Harris telah fokus dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Kemudian, pada tahun 2010, dia berhasil terpilih sebagai Jaksa Agung California. Tujuh tahun setelah itu, Harris dilantik menjadi anggota Senat. Di sisi lain, Trump saat ini tengah menghadapi serangkaian kasus pidana yang melibatkan dirinya, seperti penyembunyian dokumen rahasia, skandal uang tutup mulut dengan bintang porno, serta upaya untuk menggagalkan hasil pemilu 2020.
Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, pertarungan antara Kamala Harris dan Donald Trump dianggap tidak setara. Suzie menilai bahwa konfrontasi ini seakan merupakan pertarungan antara seorang jaksa (Harris) dengan seorang pesakitan (Trump).
Selain itu, Harris juga diharapkan mampu merangkul berbagai kelompok pemilih, termasuk swing voter dan kelompok kanan. Swing voter merupakan kelompok orang yang belum menentukan dukungan atau kecenderungan dukungan ke salah satu kandidat. Teuku Rezasyah, seorang pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, menekankan pentingnya bagi Kamala Harris untuk memenangkan hati setiap segmen masyarakat Amerika, termasuk swing voter dan kelompok kanan.
Pengamat tersebut juga menyarankan bahwa Harris harus bisa meraup dukungan dari orang-orang kulit berwarna dan pendukung Palestina, dengan menonjolkan pendirian Harris terkait isu kesetaraan ras, kejahatan senjata, dan hak reproduksi perempuan. Diketahui bahwa isu-isu tersebut memiliki pengaruh besar terhadap pemilih muda, perempuan, dan kelompok minoritas.
Selain aspek politik, kampanye Harris juga diharapkan bisa memberikan perhatian khusus pada isu-isu terkait kebijakan luar negeri, termasuk mengenai persenjataan, kekuatan lembut, dan gagasan-gagasan inovatif yang dapat memperkenalkan kembali Amerika Serikat sebagai sebuah kekuatan global yang tak tertandingi. Isu persenjataan, misalnya, merupakan topik yang penting dalam masyarakat Amerika Serikat, mengingat masalah kekerasan senjata yang semakin meningkat. Data dari Arsip Kekerasan Senjata AS menyebutkan bahwa hingga bulan Desember 2023, sekitar 40.167 orang telah meninggal akibat kekerasan senjata, termasuk 1.306 remaja dan 276 anak-anak.
Di bawah kepemimpinan Joe Biden, masalah kekerasan senjata telah menjadi perhatian serius. Masyarakat Amerika bahkan membentuk tekanan terhadap Kongres untuk segera mengesahkan undang-undang pengendalian senjata. Namun, banyak kendala yang dihadapi dalam implementasi kebijakan ini.
Dari sejumlah strategi dan senjata yang dimiliki Kamala Harris, terlihat bahwa dia memiliki potensi besar untuk mengalahkan Donald Trump dalam pertarungan politik di Amerika Serikat. Dukungan dari berbagai kelompok pemilih, pendekatan yang tepat terhadap isu-isu krusial, serta rekam jejaknya yang kuat di bidang hukum menjadi modal utama bagi Harris dalam meraih kemenangan dalam pemilu presiden mendatang. Jika semua strategi tersebut bisa diterapkan dengan baik, maka Kamala Harris memiliki peluang besar untuk menjadi presiden wanita pertama di Amerika Serikat.