Sekolah Berubah Menjadi 'Rumah Sakit' Di Gaza
Tanggal: 6 Mei 2024 12:26 wib.
Beberapa sekolah yang masih belum terkena serangan bom oleh Israel di Gaza, Palestina, beralih fungsi menjadi pusat perawatan medis sementara, sejak sistematisnya penargetan infrastruktur dan tenaga medis oleh Israel telah menyebabkan keruntuhan sistem kesehatan.
Kelas-kelas — yang juga berfungsi sebagai tempat perlindungan sementara bagi jutaan orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel terhadap wilayah yang terkepung — kini dipenuhi oleh pasien sakit dan terluka.
Tanpa peralatan dan persediaan yang memadai, dokter dan paramedis berjuang untuk merawat pasien di meja-meja dan bangku-bangku yang digunakan sebagai tempat pemeriksaan. Ruang operasi hanyalah sudut-sudut kelas yang dipisahkan oleh kain yang tergantung dari langit-langit dan kipas angin.
"Kami terpaksa membuka kembali sekolah sebagai rumah sakit darurat setelah Rumah Sakit Al Aqsa dinyatakan tak berfungsi oleh pasukan Israel. Setiap hari, kami menerima ratusan kasus, termasuk luka-luka akibat bahan peledak, patah tulang, luka terinfeksi, dan kasus-kasus tindak lanjut," kata Dr. Khalid Abu Habel, yang telah memberikan layanan medis kepada ratusan pasien setiap hari di Sekolah Khadija Girls yang dikelola secara privat di Deir al Balah, Gaza Tengah. Sekolah itu diubah menjadi rumah sakit pada bulan Desember.
Menurut Kantor Media Gaza, 26 dari 36 rumah sakit di Gaza telah hancur atau tidak berfungsi akibat aksi militer Israel. Sepuluh rumah sakit yang tersisa "hampir tidak berfungsi" karena kurangnya pasokan medis dan tenaga kerja, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Situasi ini menunjukkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk akibat konflik yang berkepanjangan. Selain itu, juga memperlihatkan kekuatan adaptasi dan keterpaksaan masyarakat setempat dalam menghadapi kondisi yang sulit. Meskipun sekolah-sekolah di Gaza seharusnya menjadi tempat untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada generasi muda, kini sekolah-sekolah tersebut harus bersiap untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat.
Tidak hanya infrastruktur kesehatan yang terkena dampak, tetapi pendidikan juga terganggu akibat pengalihan fungsi sekolah-sekolah tersebut. Anak-anak di Gaza yang seharusnya memiliki akses pendidikan yang layak kini harus berhadapan dengan realitas bahwa kelas-kelas mereka telah menjadi tempat perawatan medis darurat.
Lebih lanjut, kondisi tersebut juga menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap pendidikan dan kesehatan masyarakat Gaza. Terbatasnya akses terhadap pendidikan bisa mengancam masa depan generasi muda Gaza, sementara kerusakan infrastruktur kesehatan dapat berdampak negatif bagi kondisi kesehatan masyarakat.
Organisasi kemanusiaan dan lembaga internasional perlu melakukan upaya lebih besar untuk mendukung pemulihan sektor kesehatan dan pendidikan di Gaza. Bantuan medis dan pendidikan sangat dibutuhkan guna memastikan bahwa masyarakat Gaza tetap memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang layak dan pendidikan yang berkualitas.
Dalam konteks ini, komunitas internasional juga perlu memperhatikan hak asasi manusia dan kebutuhan kemanusiaan masyarakat Gaza, serta mendesak untuk menghentikan kekerasan serta mencari solusi perdamaian jangka panjang guna mencegah terulangnya situasi yang merugikan ini di masa depan.