Sejarah Perjuangan Tentara Nasional India Subhas Chandra Bose
Tanggal: 4 Jul 2024 15:59 wib.
Tentara Nasional India (Indian National Army atau INA), yang dipimpin oleh Subhas Chandra Bose, merupakan salah satu entitas paling signifikan dalam perjuangan kemerdekaan India. Dibentuk selama Perang Dunia II dengan dukungan dari Kekaisaran Jepang, INA berjuang melawan kekuasaan kolonial Inggris di India. Meskipun akhirnya gagal dalam mencapai tujuan utamanya, perjuangan INA dan kepemimpinan karismatik Bose telah meninggalkan warisan yang mendalam dalam sejarah India.
Latar Belakang Subhas Chandra Bose
Subhas Chandra Bose adalah salah satu pemimpin terkemuka dalam gerakan kemerdekaan India. Lahir pada 23 Januari 1897 di Cuttack, Odisha, Bose adalah seorang nasionalis radikal yang menentang dominasi Inggris atas India. Meskipun awalnya bekerja dalam Kongres Nasional India (INC) dan bahkan terpilih sebagai presiden partai pada tahun 1938, Bose kemudian berselisih dengan pemimpin INC lainnya, terutama Mahatma Gandhi, mengenai metode perjuangan. Sementara Gandhi mendukung non-kekerasan, Bose percaya bahwa penggunaan kekerasan jika perlu adalah cara yang sah untuk mencapai kemerdekaan.
Pembentukan Tentara Nasional India
Setelah meninggalkan India pada tahun 1941 untuk mencari bantuan dari kekuatan Poros (Jerman dan Jepang) dalam perjuangan kemerdekaan India, Bose tiba di Jerman dan membentuk "Legiun India" yang terdiri dari tawanan perang India di Eropa. Namun, perubahan signifikan terjadi ketika Bose tiba di Asia Tenggara yang dikuasai Jepang pada tahun 1943.
Dengan dukungan Jepang, Bose mengambil alih kepemimpinan INA yang awalnya dibentuk oleh Kapten Mohan Singh pada tahun 1942. Pada 21 Oktober 1943, Bose mendeklarasikan pembentukan Pemerintahan Sementara India Bebas (Azad Hind) dan membentuk INA sebagai angkatan bersenjata pemerintah ini. Bose dikenal dengan panggilan "Netaji", yang berarti "Pemimpin Terhormat" dalam bahasa Hindi.
Kampanye Militer INA
Di bawah kepemimpinan Bose, INA berusaha merekrut lebih banyak anggota dari tawanan perang India dan komunitas India di Asia Tenggara. Dalam puncaknya, INA memiliki sekitar 40.000 tentara. Kampanye militer INA yang paling signifikan terjadi pada tahun 1944-1945 saat berpartisipasi dalam Serangan Imphal dan Kohima, bagian dari Kampanye Burma yang lebih besar.
Meskipun pada awalnya berhasil merebut beberapa wilayah di sekitar perbatasan India, kampanye ini akhirnya gagal karena kekurangan suplai dan dukungan, serta serangan balik yang kuat dari Pasukan Sekutu. Kekalahan di Imphal dan Kohima menandai akhir dari ambisi militer INA.
Dampak dan Konsekuensi
Kegagalan militer tidak mengurangi dampak politis dari INA dan Subhas Chandra Bose. Setelah perang, beberapa anggota INA diadili oleh pemerintah Inggris dalam Pengadilan Delhi yang terkenal. Pengadilan ini menarik perhatian publik di India dan memicu dukungan luas bagi para terdakwa, meningkatkan semangat nasionalisme dan anti-kolonialisme di seluruh India.
Meskipun Bose sendiri meninggal dalam kecelakaan pesawat pada Agustus 1945 di Taiwan, perjuangan dan pengorbanannya tetap menjadi simbol perlawanan dan keberanian. Banyak sejarawan percaya bahwa kegiatan INA dan reaksi publik terhadap pengadilannya memainkan peran penting dalam mempercepat proses dekolonisasi di India.
Warisan Subhas Chandra Bose dan INA
Hari ini, Subhas Chandra Bose dan Tentara Nasional India dikenang sebagai pahlawan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan India. Banyak tempat dan institusi di India yang dinamai untuk menghormati Bose. Karya dan dedikasinya terus menjadi inspirasi bagi generasi baru.
Bose meninggalkan pesan yang kuat tentang keberanian, patriotisme, dan pengorbanan. Meskipun metode dan aliansinya dengan kekuatan Poros sering kali menjadi subjek kontroversi, dedikasi Bose terhadap kemerdekaan India tidak pernah diragukan. Ia adalah simbol semangat perlawanan yang membakar jiwa jutaan orang India untuk berjuang demi kebebasan.