Sampaikan Pesan Natal, Paus Kecam Kekejaman Israel di Gaza
Tanggal: 24 Des 2024 09:08 wib.
Tampang.com | Serangan udara yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (21/12/2024) malam dilaporkan telah menewaskan setidaknya 22 orang, termasuk lima anak-anak, menurut pejabat medis Palestina. Situasi ini pun menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat internasional, termasuk di antara komunitas Kristen kecil di Gaza yang sedang merayakan masa pra-Natal.
Menurut laporan dari PBS, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Pemimpin Gereja Katolik di Tanah Suci, berhasil mendapatkan izin untuk mengunjungi Gaza guna menghadiri misa pra-Natal, meskipun suara drone Israel masih terus terdengar di luar. Dilansir oleh berbagai sumber, salah satu serangan Israel terbaru berhasil menghantam sebuah sekolah yang menjadi tempat pengungsian warga di Kota Gaza, yang menyebabkan setidaknya delapan orang tewas, termasuk tiga anak-anak. Pihak militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut bertujuan untuk menargetkan militan Hamas yang bersembunyi di lokasi tersebut.
Selain dari serangan di sekolah tersebut, serangan lain juga terjadi di sebuah rumah di Deir al-Balah, yang menyebabkan delapan orang terbunuh, termasuk tiga perempuan dan dua anak-anak. Menurut laporan dari rumah sakit Al-Aqsa Martyrs, militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut bertujuan untuk menargetkan seorang militan dari kelompok Jihad Islam. Lebih lanjut, rumah sakit setempat juga melaporkan bahwa enam orang lainnya tewas dalam serangan terpisah pada hari Minggu (22/12/2024).
Namun, di tengah situasi yang begitu tegang, puluhan warga tetap menghadiri misa di Gereja Keluarga Kudus di Gaza City, yang dipimpin langsung oleh Kardinal Pizzaballa. Dalam khotbahnya, Pizzaballa menegaskan, “Saya ingin mengatakan, untuk memberi tahu Anda, bahwa seluruh dunia, bukan hanya dunia Kristen, seluruh dunia bersama Anda. Jadi perang akan berakhir dan kami akan membangun kembali.”
Di sisi lain, Paus Fransiskus kembali mengkritik tindakan Israel di Gaza dalam pesan Natalnya. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap serangan yang telah menewaskan anak-anak, dengan mengatakan, “Kemarin, anak-anak dibom. Ini bukan perang. Ini adalah kekejaman. Saya ingin menyampaikan ini karena hal ini sangat menyentuh hati saya,” seperti yang dikutip oleh Anadolu Agency. Lebih lanjut, Paus juga memberikan dukungannya terhadap seruan untuk menyelidiki apakah tindakan Israel di Gaza dapat dianggap sebagai tindakan genosida, seperti yang telah disimpulkan oleh Amnesty International dan Human Rights Watch. Pengadilan Internasional bahkan tengah melakukan penyelidikan atas dugaan genosida yang dilakukan oleh Israel, yang diajukan oleh Afrika Selatan.
Untuk menutup pesannya, Paus Fransiskus berdoa untuk perdamaian dan memberikan dukungannya bagi mereka yang terkena dampak perang. Ia menyerukan agar kekerasan segera dihentikan dan pembangunan kembali wilayah tersebut dilakukan secara adil bagi seluruh masyarakat yang terdampak.
Dalam situasi konflik seperti ini, seringkali pesan-pesan perdamaian dari para tokoh agama memiliki dampak yang signifikan. Diharapkan, upaya-upaya untuk meredakan konflik dan memastikan keadilan bagi semua pihak dapat terus didorong, baik oleh para pemimpin agama maupun oleh masyarakat internasional. Hal ini menjadi kunci penting dalam menjaga perdamaian dan kemanusiaan di tengah situasi konflik yang sedang berlangsung.