Salju Pernah Turun di Baghdad, Benarkah?

Tanggal: 1 Feb 2018 20:42 wib.
Literatur Arab kuno menunjukkan bahwa Baghdad pernah membeku 1.000 tahun lalu. Mengapa bisa begitu? Padahal saat ini suhu di Baghdad berkisar antara 2 derajat celsius pada musim dingin dan 45 derajat Celsius pada musim panas.

Pada tahun 762, Baghdad dengan cepat tumbuh menjadi sebuah ibukota terpenting pada masa kekhalifahan Abbasid. Para penulis di masa kekhalifahan itu tidak menyebutkan secara spesifik mengenai cuaca dan iklim. Namun Fernando Dorrunguez-Castro, peneliti dari University of Extremadura, Spanyol, dan tim peneliti mendapat data menarik mengenai hal itu.

Dia menemukan sejumlah data yang menyebutkan salju pernah turun di Baghdad dan sungai di kota itu pun membeku. Peristiwa itu terjadi pada abad ke-9 dan ke-10 (pada tahun 908, 944, dan 1007). Hasil penemuan data mengenai kondisi cuaca dan iklim itu didapat setelah mengkaji literatur Arab kuno yang ditulis Al-Tabari (tahun 913), Ibn al-Athir (1233), dan Al-Suyuti (1505). Pada ketiga literatur itu ditemukan catatan kondisi cuaca dan iklim dari waktu ke waktu.

Kondisi dan iklim ekstrem seperti itu belum pernah terjadi di Baghdad hingga saat ini. Salju yang turun di Baghdad pada era modern terjadi pada 2008. Dominguez-Castro, dalam publikasinya di jurnal Weather, menuliskan informasi iklim yang didapatkan dari sumber kuno itu memberikan rincian kondisi ekstrem yang berpengaruh secara luas, seperti menimbulkan banjir dan kekeringan.

"Dari literatur tersebut juga diketahui sejumlah kondisi yang jarang terjadi di Baghdad, yaitu hujan es disertai badai, sungai yang membeku, dan salju," tambah Dominguez-Castro.

Hasil penelitian tersebut memberikan petunjuk adanya penurunan temperatur secara global pada abad ke-10. Menurut Dominguez-Castro, penurunan itu terjadi berkaitan dengan erupsi vulkanis, meski pendapat itu masih perlu dibuktikan.

Dominguez-Castro mengatakan, "Literatur Arab kuno itu menjadi dokumen yang sangat penting dan berguna untuk mendukung model iklim yang dibuat para peneliti. Kemampuan merekonstruksi iklim masa lampau memberi kita wawasan untuk memahami iklim kita saat ini."
Copyright © Tampang.com
All rights reserved