Saling Tukar Serangan, Roket Hizbullah Hantam Bangunan dan Rumah di Israel
Tanggal: 22 Sep 2024 22:37 wib.
Pada Minggu, 22 September 2024, Israel dan Hizbullah terlibat dalam saling bertukar serangan yang memuncak. Pesawat tempur Israel melakukan pemboman paling intens dalam hampir satu tahun konflik di wilayah selatan Lebanon, sementara Hizbullah menembakkan roket ke wilayah utara Israel. Militer Israel melaporkan bahwa mereka telah menyerang sekitar 290 target pada Sabtu, 21 September 2024, termasuk ribuan barel peluncur roket Hizbullah, dan mereka menyatakan akan terus menyerang lebih banyak target.
Dampak dari pertempuran ini juga terasa di masyarakat. Israel menutup sekolah dan membatasi pertemuan di banyak wilayah utara serta memerintahkan rumah sakit di sana untuk memindahkan operasi mereka ke fasilitas dengan perlindungan ekstra dari tembakan roket dan rudal. Situasi ini menyebabkan ketegangan yang menegangkan bagi warga di kedua belah pihak yang terlibat.
Belum ada arahan resmi dari pemerintah Lebanon pada Minggu pagi terkait peristiwa tersebut, sehingga situasi semakin tidak pasti. Konflik antara Hizbullah dengan Israel telah meningkat tajam selama seminggu terakhir. Hizbullah membuka front kedua melawan Israel setelah militer zionis berperang dengan Hamas di daerah kantong Palestina di Gaza, menyusul serangan pada 7 Oktober.
Sirene berbunyi di seluruh Israel sepanjang malam saat sejumlah roket dan rudal ditembakkan dari Lebanon dan Irak, yang sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Beberapa bangunan, termasuk sebuah rumah di dekat kota Haifa, Israel, terkena serangan dan rusak parah. Tim penyelamat merawat korban luka, namun belum ada laporan kematian. Warga diimbau untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan bom dan ruang aman untuk mengantisipasi serangan lanjutan.
Hizbullah juga mengklaim bahwa mereka berhasil menargetkan Pangkalan Udara Ramat David Israel dengan serangan rudal yang merupakan bagian dari eskalasi aksi perlawanan mereka. Sementara itu, seorang pejabat di Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok faksi bersenjata yang didukung Iran, juga mengklaim bahwa mereka meluncurkan serangan rudal jelajah dan pesawat nirawak peledak ke Israel sebagai bagian dari "fase baru dalam dukungan kami" kepada Lebanon. Langkah ini memicu ketakutan bahwa konflik di Gaza dan Lebanon dapat menyebar ke wilayah lainnya, menciptakan ketidakpastian di kawasan tersebut.
Serangan yang semakin intens tersebut terjadi kurang dari 48 jam setelah serangan udara Israel yang menargetkan komandan Hizbullah di pinggiran ibu kota Lebanon. Jumlah korban tewas akibat serangan itu telah meningkat menjadi 45, menurut keterangan resmi dari kementerian kesehatan Lebanon pada Minggu.
Tindakan tersebut berdampak besar bagi Hizbullah, di mana 16 anggota termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan lainnya, Ahmed Wahbi, termasuk di antara mereka yang tewas pada Jumat, 19 September 2024, dalam serangan paling mematikan dalam hampir satu tahun konflik dengan Israel. Serangan pada Jumat itu memberikan pukulan lain bagi Hizbullah setelah dua hari sebelumnya, di mana pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh para anggotanya meledak. Akibatnya, jumlah korban tewas dalam serangan tersebut telah meningkat menjadi 39 orang dengan lebih dari 3.000 orang terluka.
Hizbullah menyatakan tekad mereka untuk terus bertempur sampai Israel menyetujui gencatan senjata di Gaza. Puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon sejak Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada Oktober sebagai bentuk simpati kepada warga Palestina di Gaza.
Dengan setidaknya 84 orang tewas di Lebanon selama seminggu terakhir, jumlah korban konflik di negara itu sejak Oktober telah melampaui 750 selama gejolak terburuk Israel-Hizbullah sejak perang tahun 2006. Konflik ini juga sempat membuat pihak Israel menutup sekolah dan membatasi pertemuan di wilayah utara serta memerintahkan rumah sakit di sana untuk memindahkan operasinya ke fasilitas dengan perlindungan ekstra dari tembakan roket dan rudal, sehingga mengakibatkan dampak besar bagi masyarakat di kedua belah pihak yang terlibat.