Rusia Perkuat Aliansi Militer Baru, Dunia Kembali Memanas?
Tanggal: 30 Mei 2025 19:40 wib.
Tampang.com | Dunia kembali memasuki babak penuh ketegangan. Kali ini, Rusia mulai membangun aliansi militer baru yang melibatkan sejumlah negara strategis di kawasan Eurasia dan Asia Tengah. Langkah ini memicu kekhawatiran di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara Barat, yang melihat gerakan ini sebagai sinyal kebangkitan blok kekuatan baru dalam sistem geopolitik global.
Langkah Proaktif Moskow di Tengah Isolasi
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia menghadapi isolasi politik dan ekonomi dari banyak negara Barat. Namun alih-alih melemah, negara ini justru memperkuat jaringan kerjasama pertahanan dengan mitra-mitra non-tradisional. Langkah ini dipandang sebagai upaya strategis untuk menciptakan keseimbangan baru, sekaligus membentuk "lingkaran pengaruh" yang dapat mengurangi dominasi blok Barat di arena internasional.
Negara-negara seperti Belarus, Iran, Tiongkok, bahkan beberapa kekuatan regional di Afrika dan Asia Tengah, disebut-sebut menjadi bagian dari diskusi aliansi baru ini.
Fokus pada Pertahanan Kolektif dan Teknologi Militer
Aliansi yang dirancang bukan hanya kerja sama simbolis, melainkan berbasis pada pembagian teknologi militer, latihan gabungan, pertukaran intelijen, hingga perjanjian pertahanan kolektif yang menyerupai model NATO.
Beberapa poin penting dalam perjanjian yang disebut sedang disusun antara lain:
Pendirian Pangkalan Gabungan di wilayah strategis yang memungkinkan respons cepat terhadap konflik regional.
Standarisasi Persenjataan antaranggota agar operasi militer gabungan dapat dilakukan secara efektif.
Keterlibatan dalam Penanggulangan Ancaman Siber, yang belakangan semakin meningkat baik secara teknis maupun geopolitik.
Dukungan Logistik dan Pelatihan Militer antara negara-negara anggota, termasuk pembangunan fasilitas pelatihan bersama.
Reaksi Dunia Internasional
Gerakan ini disambut dengan kekhawatiran oleh sejumlah negara besar, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya. Banyak analis menyebut langkah Rusia ini sebagai bagian dari "perang pengaruh" baru yang tak lagi hanya berbasis senjata, tapi juga strategi politik dan diplomatik jangka panjang.
Sementara itu, beberapa negara netral menilai terbentuknya aliansi baru ini bisa menjadi pendorong keseimbangan multipolar di tengah dunia yang cenderung dipengaruhi satu blok besar saja.
Tujuan Strategis dan Pesan Politik
Pakar menyebut bahwa langkah Rusia bukan sekadar untuk memperkuat militer, tapi juga mengirim pesan kuat ke dunia: bahwa mereka tidak sendirian. Dengan membentuk aliansi militer yang solid, Rusia mencoba membangun kembali posisi globalnya yang sempat merosot pasca berbagai sanksi dan tekanan internasional.
Selain itu, kerja sama ini juga membuka jalan bagi Rusia untuk mengekspor industri persenjataannya secara lebih luas, sekaligus memperkuat ekonomi nasional dari sisi ekspor teknologi militer.
Apakah Ini Awal dari Perang Dingin Baru?
Pertanyaan ini mencuat di berbagai forum internasional. Beberapa pihak melihat kemunculan aliansi baru sebagai "langkah alami" dari kekuatan dunia yang merasa terancam dan ingin mandiri. Namun bagi yang lain, ini adalah lonceng bahaya yang mengingatkan pada era Perang Dingin, ketika dunia terbelah dalam dua blok kekuatan besar yang bersaing dalam hampir setiap aspek kehidupan global.
Yang jelas, formasi kekuatan baru ini akan mengubah peta politik dunia dalam beberapa tahun ke depan.