Rudal Balistik Hipersonik Houthi Hantam Israel Tengah untuk Pertama Kalinya, Netanyahu Meradang
Tanggal: 16 Sep 2024 11:09 wib.
Kelompok Houthi melaporkan telah berhasil melancarkan serangan rudal hipersonik pertama mereka yang berhasil menghantam Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons dengan kemarahan, mengancam akan memberikan "harga yang mahal" kepada Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengklaim bahwa rudal balistik hipersonik baru mereka mampu menempuh jarak 2.040 km (1270 mil) hanya dalam 11 1/2 menit. Mereka juga menegaskan bahwa serangan ini merupakan bagian dari respons terhadap agresi Israel terhadap kota Hodeidah. Nasruddin Amer, wakil kepala kantor media Houthi, menyatakan bahwa serangan ini hanya merupakan permulaan dari aksi yang lebih agresif di masa mendatang.
Setelah sempat mengklaim bahwa rudal itu jatuh di area terbuka, militer Israel kemudian mengakui kemungkinan rudal tersebut telah pecah di udara, dengan beberapa bagian pencegatnya mendarat di ladang dan dekat stasiun kereta api. Beruntungnya, tidak ada laporan mengenai korban terluka akibat serangan tersebut.
Sirene serangan udara terdengar di Tel Aviv dan di seluruh wilayah Israel tengah beberapa saat sebelum rudal jatuh pada pukul 6:35 pagi waktu setempat (0335 GMT). Akibatnya, penduduk pun berhamburan mencari tempat perlindungan. Ledakan keras terdengar dan asap pun terlihat mengepul di lapangan terbuka di Israel tengah.
Dalam rapat kabinet mingguan, Netanyahu menegaskan bahwa Houthi harus menyadari bahwa Israel tidak akan tinggal diam atas serangan mereka. Ia menegaskan kembali bahwa mereka akan menuntut "harga yang mahal" atas serangan Houthi terhadap Israel. Netanyahu bahkan mengajak siapapun yang meragukan komitmen mereka untuk mengunjungi pelabuhan Hodeida, merujuk pada serangan udara balasan Israel terhadap Yaman pada bulan Juli setelah pesawat nirawak Houthi menghantam Tel Aviv.
Sebelumnya, Houthi telah beberapa kali meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke wilayah Israel sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Palestina, terutama ketika konflik antara Hamas dan Israel terjadi pada bulan Oktober. Pada bulan Juli, pesawat nirawak yang mereka kirimkan ke Tel Aviv menewaskan seorang pria dan melukai empat orang. Sebagai respons, serangan udara Israel terhadap target militer Houthi di dekat pelabuhan Hodeidah menewaskan enam orang dan melukai 80 orang.
Sebelum serangan ini, belum pernah terdengar bahwa rudal Houthi berhasil menembus wilayah udara Israel. Satu-satunya serangan yang berhasil dilakukan Houthi sebelumnya jatuh di area terbuka dekat pelabuhan Laut Merah Eilat pada bulan Maret.
Selain serangan dari Houthi, militer Israel juga mengonfirmasi bahwa mereka berhasil menangkal 40 proyektil yang ditembakkan ke wilayahnya dari Lebanon pada hari yang sama. Semua proyektil tersebut berhasil dicegat atau mendarat di area terbuka tanpa menyebabkan korban luka.
Serangan rudal Hipersonik Houthi ini menunjukkan eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah, terutama antara kelompok-kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Respons Israel yang menegaskan kesiapannya untuk memberikan "harga yang mahal" menunjukkan bahwa situasi ini masih akan terus panas, dan perselisihan antara kedua pihak masih akan berlanjut di masa mendatang.