RS di Gaza Kewalahan Tangani Banyaknya Korban Serangan Israel
Tanggal: 13 Jun 2024 04:39 wib.
Rumah Sakit Martir Al Aqsa kewalahan menyediakan perawatan medis bagi para korban serangan mematikan Israel di kamp pengungsian Nuseirat di Jalur Gaza tengah, dengan ratusan pasien menunggu bantuan. RS di Gaza saat ini tengah berjuang keras untuk memberikan perawatan medis yang memadai untuk para korban serangan Israel.
Pada bulan terakhir ini, RS di Gaza dilaporkan kewalahan dengan jumlah korban yang terus bertambah akibat serangan udara, tembakan artileri, dan serangan darat yang dilancarkan oleh militer Israel. Korban-korban ini datang dengan kondisi yang mengkhawatirkan, sebagian besar mengalami luka bakar, patah tulang, dan cedera serius lainnya akibat serangan yang terjadi secara bersamaan di berbagai wilayah di Gaza.
Sementara itu, Pejabat Palestina itu mengatakan serangan Israel telah menyebabkan 33 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi sama sekali, sehingga mengakibatkan “krisis kemanusiaan yang parah.”Pada Rabu, rumah sakit mengatakan salah satu dari dua generator yang ada berhenti berfungsi akibat kehabisan bahan bakar.
Tidak hanya jumlah korban yang mengalami peningkatan drastis, tetapi RS di Gaza juga mengalami kekurangan pasokan obat-obatan, alat medis, dan tenaga medis yang terlatih. Hal ini membuat sistem kesehatan di Gaza semakin terjepit dan sulit untuk memberikan pelayanan yang optimal untuk korban-korban serangan Israel yang terus bertambah.
Dokter dan perawat di RS di Gaza bekerja secara ekstrem untuk menyelamatkan nyawa para korban, namun keterbatasan sumber daya dan perlengkapan medis membuat upaya tersebut menjadi sangat terbatas. Beberapa kasus kematian juga dilaporkan akibat ketidakmampuan untuk memberikan perawatan intensif yang diperlukan.
Para pejabat kesehatan di Gaza pun menyoroti kondisi kritis yang sedang terjadi di RS mereka. Mereka secara terus-menerus meminta bantuan internasional untuk menyediakan obat-obatan, alat medis, dan tenaga medis tambahan guna menangani situasi darurat kesehatan yang sedang terjadi di Gaza. Namun, hambatan-hambatan politik dan logistik seringkali membuat bantuan tersebut sulit untuk tiba tepat waktu di Gaza.
Sementara itu, warga Gaza yang menjadi korban serangan Israel juga harus berjuang untuk mencari akses ke fasilitas kesehatan yang layak. Dengan infrastruktur yang hancur akibat serangan, serta blokade yang membuat sulitnya masuknya bantuan kemanusiaan, warga Gaza terpaksa harus berjuang dalam kondisi yang sangat sulit untuk mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan.
Ketika konflik antara Israel dan Palestina masih terus berlanjut, RS di Gaza terus berada dalam tekanan yang sangat besar untuk menangani korban-korban serangan dengan sumber daya yang terbatas. Keadaan ini semakin menunjukkan betapa sulitnya situasi kemanusiaan di Gaza dan perlunya aksi nyata untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut banyak nyawa dan menderita. Semoga bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak dapat segera disalurkan untuk meringankan beban RS di Gaza dan meringankan penderitaan warga Palestina yang terus berlanjut.