Ribuan Warga AS Demo Netanyahu, Tapi Disambut Bak Pahlawan di Kongres
Tanggal: 26 Jul 2024 09:24 wib.
Ribuan warga Amerika Serikat, termasuk komunitas umat Yahudi, melakukan demonstrasi di depan Capitol Hill untuk memprotes kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Negeri Paman Sam pada Rabu (24/7). Massa tersebut mengecam agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina yang masih berlangsung sejak Oktober 2023, sambil menyoroti dukungan yang terus mengalir dari Amerika Serikat terhadap Israel.
Irene Ippolito, seorang peserta demonstrasi yang mengenakan keffiyeh merah, menyebutkan bahwa pejabat Kongres AS seharusnya tidak mengundang Netanyahu, yang dianggap sebagai penjahat perang, untuk berpidato di gedung parlemen Negeri Paman Sam. Ippolito menyatakan, "Kami perlu berada di sini. Kami perlu mengatakan 'Not in our name'," sebagai bentuk protes atas kebijakan AS terhadap Israel. Menurutnya, sebagai warga AS, mereka harus menyadari bahwa kebijakan AS terhadap Israel tidak dapat dilakukan tanpa dukungan finansial dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Selain itu, Ippolito mengutuk kebrutalan di Gaza sebagai "genosida paling terdokumentasi dalam sejarah manusia."
Situasi di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, dengan lebih dari 39 ribu warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak Oktober lalu, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Para peserta demo terlihat membawa bendera Palestina, mengenakan simbol-simbol Palestina, seperti kain keffiyeh, dan memegang poster yang menyerukan dihentikannya agresi di Gaza.
Aparat kepolisian Washington DC melaporkan bahwa setidaknya sembilan orang ditangkap akibat demo tersebut. Dua di antaranya ditahan dan didakwa karena menyerang petugas, sementara dua orang lainnya ditangkap karena melanggar garis polisi setelah terjadinya insiden penyerangan terhadap aparat keamanan.
Reaksi dari pemerintah AS tidak berpihak pada demonstran. Gedung Putih mengecam demonstrasi tersebut dan menyatakan bahwa "antisemitisme dan kekerasan tidak pernah bisa diterima." Pernyataan resmi itu menunjukkan sikap pemerintah AS yang tetap mendukung Israel, meskipun terdapat protes yang cukup besar dari masyarakatnya.
Di sisi lain, Netanyahu disambut dengan antusiasme saat tiba di gedung Kongres. Sebagian besar pejabat AS yang hadir memberikan tepuk tangan meriah ketika Netanyahu memulai pidatonya.
Demonstrasi ini mencerminkan adanya perpecahan pandangan tentang kebijakan luar negeri AS terhadap Israel, terutama terkait dukungan terhadap tindakan agresif Israel di Palestina. Meskipun pemerintahan Presiden Joe Biden menyatakan sikapnya yang menyesalkan demo ini, namun masyarakat masih memiliki suara yang kuat dalam menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kebijakan tersebut.
Kedatangan Netanyahu di Kongres AS sebagai pejabat resmi dari negara sekutu Israel menunjukkan dinamika politik luar negeri yang kompleks antara AS dan Israel. Saat AS mencoba menjaga hubungan yang kuat dengan sekutunya itu, ada juga tekanan dari masyarakat AS untuk mempertimbangkan ulang dukungannya terhadap kebijakan Israel, khususnya terkait konflik di Palestina.
Dengan jumlah demonstran yang cukup signifikan, hal ini menunjukkan bahwa dampak konflik di Timur Tengah tidak hanya dirasakan di wilayah tersebut, tetapi juga menimbulkan reaksi dan perdebatan dalam masyarakat AS. Meskipun pemerintah AS mengambil sikap yang jelas dalam mendukung Israel, tetapi masyarakatnya memiliki perbedaan pendapat yang signifikan, yang belum tentu selalu sejalan dengan kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintah mereka. Demonstrasi ini menjadi bukti bahwa kebijakan luar negeri Amerika Serikat terkait Israel masih menjadi isu yang memicu perdebatan dan kontroversi di masyarakat.