Ribuan Umat Islam Hadiri Zikir Bersama di Kampus Uninus Bandung

Tanggal: 1 Nov 2017 05:39 wib.
 

Tampang.com .BANDUNG - Peluncuran Majelis Silaturahmi Nusantara (MSN) diisi dengan zikir bersama yang diikuti ribuan umat Islam se Jawa Barat di Kampus Universitas Nusantara (Uninus) kemarin (29/10).

Kegiatan bertajuk ‘Silaturahmi Akbar Untuk Nusantara Berkah, Dari Santri untuk NKRI’ itu pun dihadiri sejumlah ulama besar termasuk Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil.

Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Hasan Nuri Hidayatullah menyebutkan pihaknya menyambut positif kehadiran tokoh pejabat negara dan tokoh agama yang hadir pada acara Silaturahmi Akbar itu. Lanjutnya dengan adanya MSN dia berharap akan menjadi wadah yang memiliki cita-cita yang sama dalam mewujudkan negara Kesatuan Republik Indonesia yang damai tanpa perpecahan dan dapat menangkal benih-benih yang memecah silaturahim bangsa.

”PWNU Jawa Barat sangat bergembira dalam berpartisipasi pada pagi hari ini (kemarin, Red). Dimana para tokoh sepuh alim ulama, pemangku kebijakan, aktivis dan jamaah bersatu dalam silaturahmi ini. Hal ini merupakan implementasi dari nilai ukhuwah. Yakni yang pertama adalah ukhuwah Islamiyyah, yaitu kita sebagai saudara sesama muslim. Yang kedua adalah ukhuwah wathaniyyah, yaitu kita sebagai saudara sebangsa. Yang ketiga adalah ukhuwah insaniyah/basyariyah dalam arti kita semua adalah saudara sesama umat manusia yang dimuliakan Allah. Dan yang terakhir adalah ukhuwah annadliyinah, persaudaraan sebagai sesama Nahdlatul ulama,” ungkap Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Hasan Nuri Hidayatullah.

Lebih lanjut KH Hasan menyebutkan hubungan PWNU Jawa Barat dengan pemerintah provinsi maupun setingkat, cukup baik. Komunikasi dengan gubernur pun terjalin dalam ruang informal dan mencair. ”Masih dalam suasana Hari Santri 2017, kami tetap mendukung kebijakan pemerintah, baik dari segala ideologi ancaman yang berusaha memecah bangsa. Semoga Nahdlatul Ulama di Jawa Barat mampu menjadi pengayom, penyejuk bagi seluruh komponen bangsa yang ada di negeri tercinta ini,” tandasnya.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyebutkan jika melihat dari sisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia memang tidak terlepas dari peran para santri itu sendiri. Para santri sebut Gubernur yang kerap disapa Aher itu, berada pada Garda terdepan saat melawan penjajah. ”Dalam perjuangan tersebut, resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya dibuat untuk mencegah kembalinya tentara kolonial Belanda,” ungkap Aher.

Maka sebutnya, tak berlebih jika semua manusia, semua komponen punya saham di negeri ini. Tetapi saham terbesar dalam kemerdekaan RI adalah para santri dan para ulama. ”Oleh karena itu saya sepakat dengan Gus Hasan, jika dalam meraih kemerdekaan para santri dan ulama berperan besar, maka seharusnya dalam mengisi kemerdekaan, para santri dan ulama pun memiliki saham terbesar.”

Aher berpesan seiring dengan tuntutan jaman, para santri pun harus bisa merespon dan mengendalikan jaman demi kepentingan hidup dan agama Islam. ”Santri harus berubah, responsif terhadap jaman, menguasai keilmuan yang berbasis IMTEK, ilmu pengetahuan dan teknologi,” terangnya.

Meski demikian dikatakan Aher  meski harus menguasai keilmuan agar hidup dalam jalan yang lurus, dan terarah. Ilmu itu hendaknya diimbangi dengan sumber kitab suci Al Qur'an dan Hadist.

Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil mengapresiasi Uninus yang secara resmi telah bergabung dengan keluarga besar NU. Sehingga kata dia, pengembangan keilmuan Islamnya sangat luar biasa dan sudah diputuskan salah satunya yang mendapatkan dukungan dari Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Kominfo bahwa universitas ini akan mengarah pada universitas digital, media teknologi, tempat dan sarana Islam akan kembali menjadi agama yang rahmatan lil Alamin. ”Dimulai di kota Bandung Jawa Barat, insya Allah kita akan menaklukkan dunia di masa depan.”

 

”Sedikit saya ceritakan semangat seperti yang tadi disampaikan Gus Hasan, tentang ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah nahdliyyah. Kakek saya almarhum, KH. Muhyiddin, kyai Nahdlatul Ulama yang hari ini mewariskan kepada saya dan keluarga besar saya, 8 pesantren di seluruh propinsi Jawa Barat menyebarkan semangat ahlussunnah wal jamaah di kab/kota.

Termasuk sebut Ridwan dalam membangun Kota Bandung semangatnya harus tetap bersandar pada Quran dan hadist. ”Di kota ini dikembangkan pembangunan secara lahir dan batin. Diantaranya, program Mari Mengaji di masjid di seluruh Kota Bandung, wajib tadarus ba'da Maghrib sampai isya'. Setiap hari Ahad, program Subuh Berjamaah hadir di seluruh masjid di Kota Bandung, karena salah satu visi kebangkitan umat Islam adalah sholat subuh berjamaah sudah seramai sholat Jumat. Insha Allah. Yang ketiga, kami ada program pembayaran zakat dengan digital. Alhamdulillah, 20 ribu PNS Kota Bandung, sebelum membayar zakat digital, setahun hanya terkumpul 6 milyar rupiah. Sekarang dengan membayar zakat digital menjadi 30 milyar per tahun. Sehingga dapat menjangkau mustahiq lebih banyak,” ujarnya.

Selain itu pihak Pemkot Bandung pun konsen dengan pemahaman Alquran, maka di Gedebage dibangun gedung 5 lantai pusat pengkajian Alquran. Bahkan dia pun bercerita dua bulan lalu pihaknya merilis Kredit Mesra (Mesjid Sejahtera). Dimana para Ketua DKM mencari warga miskin di sekitar masjid untuk direkomendasikan menerima kredit tanpa bunga sampai Rp 30 juta. ”Mudah-mudahan inilah contoh masjid ramai oleh ibadah menjadi tempat kebangkitan umat. Jika ada warga miskin bertanya kepada Ketua DKM, beri saya kredit Rp 30 juta. Maka Ketua DKM berkata, boleh tapi khatamkan dulu 30 juz. Jadi suatu hari nanti, Islam rahmatan lil alamin hadir,” imbunya.

Sementara itu Menteri Kominfo Rudiantara menyebutkan ada 175 juta orang di Indonesia yang minimal punya 1 unit ponsel. Dari 514 kabupaten, hingga hari ini sudah 226 kota tercapai kecepatan internet tinggi. Pemerintah akan terus mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Artinya, teknologi seluler akan ada dimana-mana.

Meski demikian sebut Menteri Kominfo teknologi ini mempunyai 2 sisi, sisi baik dan sisi jelek. ”Yang ramai saat ini adalah sisi jeleknya, hoax atau berita palsu dan ini berbahaya karena tingkat literasi atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang media sosial itu sangat rendah,” ungkapnya. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved