Ribuan Pager Meledak di Lebanon, Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
Tanggal: 21 Sep 2024 18:27 wib.
Ribuan perangkat komunikasi meledak di Lebanon pada tanggal 17-18 September, mengakibatkan 32 orang tewas dan 4.250 orang terluka, dengan 300 di antaranya mengalami kondisi kritis berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan Lebanon (19/9/2024). Meskipun demikian, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia menjadi korban dalam insiden tersebut.
Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa KBRI Beirut telah terus melakukan komunikasi dengan para WNI di Lebanon, dan hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban. Hal ini disampaikan dalam keterangan tertulis pada Sabtu (21/9/2024). Selain itu, KBRI Beirut juga terus memantau perkembangan situasi dan melakukan komunikasi intensif dengan WNI, serta mengimbau agar para WNI dapat mengikuti proses evakuasi yang dipersiapkan oleh KBRI Beirut.
Sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober, KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 di wilayah Lebanon Selatan pada 10 Oktober 2023. Kemudian, status Siaga 1 ini diberlakukan di seluruh wilayah Lebanon sejak 4 Agustus 2024.
Menurut Judha, berdasarkan data KBRI Beirut, saat ini terdapat 152 WNI yang tinggal di Lebanon. Sejak penetapan status Siaga 1, KBRI telah menjalankan proses kepulangan 25 WNI dalam tiga tahap gelombang. Namun, sebagian besar WNI lainnya memilih untuk tetap tinggal di Lebanon. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa yang memilih untuk bertahan di wilayah Lebanon, termasuk para WNI yang menikah dengan warga negara Lebanon.
Potensi bahaya bagi WNI di Lebanon telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia. Kemenlu RI dan KBRI Beirut terus menjalankan langkah-langkah pemantauan, peringatan, dan evakuasi untuk mengantisipasi situasi yang mungkin memperburuk kondisi para WNI di sana. Mereka mengedepankan keamanan dan keselamatan para WNI dalam menghadapi berbagai potensi ancaman yang ada.
Dengan adanya kondisi konflik dan ketegangan di Lebanon, keberadaan warga negara asing, termasuk WNI, memang menjadi hal yang memerlukan perhatian lebih. Meskipun demikian, tidak sedikit dari mereka yang tetap memilih untuk tetap tinggal di negara tersebut karena alasan pribadi, terutama para mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Lebanon.
Sebagai langkah preventif, KBRI Beirut terus mengkomunikasikan informasi dan instruksi kepada para WNI, memfasilitasi proses evakuasi, dan memberikan bantuan serta perlindungan kepada warga negara Indonesia yang berada di Lebanon. Kementerian Luar Negeri RI juga terus melakukan koordinasi dengan pihak berwenang di Lebanon demi menjaga keamanan dan keselamatan para WNI.
Pentingnya koordinasi antara KBRI Beirut dengan para WNI di Lebanon juga menjadi suatu bagian penting dalam menjaga keamanan dan keselamatan mereka. Keterlibatan aktif dari KBRI Beirut dalam memberikan informasi, pemantauan, dan bantuan kepada WNI di Lebanon adalah upaya konkret untuk memastikan bahwa para WNI tetap merasa aman dan terlindungi.
Dalam situasi konflik dan keamanan yang memburuk, pemerintah Indonesia telah menunjukkan keseriusan dalam menangani perlindungan WNI di luar negeri, termasuk di negara-negara yang tengah mengalami ketegangan. Tidak hanya memberikan bantuan evakuasi bagi para WNI yang membutuhkan, namun juga terus memberikan informasi terkini dan pendampingan kepada mereka agar dapat mengatasi berbagai tantangan dan ancaman yang mungkin timbul.
Dengan melihat kondisi konflik yang terjadi di Lebanon, tidak hanya diperlukan peran KBRI Beirut dan pemerintah RI, namun juga kerjasama dan koordinasi dari para WNI sendiri dalam mematuhi protokol keamanan dan mendukung langkah-langkah evakuasi yang disiapkan. Mereka juga perlu menjaga komunikasi dan kesadaran terhadap perkembangan situasi di Lebanon, serta mematuhi instruksi-instruksi yang diberikan oleh pihak berwenang.
Keselamatan dan keamanan WNI di Lebanon tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab bersama bagi semua pihak. Dengan adanya koordinasi dan kerjasama yang baik, diharapkan para WNI di Lebanon dapat terlindungi dan tetap aman dalam menghadapi situasi yang menuntut kewaspadaan ekstra.