Sumber foto: google

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Setiap Hari, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tanggal: 13 Mei 2024 21:14 wib.
Belum lama ini, sebuah fenomena mengejutkan muncul di Jerman, Seorang remaja asal Jerman, Lasse Stolley (17), rela menghabiskan hari-harinya dengan tinggal di gerbong kereta api Deutsche Bahn kelas satu. Dengan biaya hingga Rp 160 juta per tahun, mereka rela menghabiskan banyak waktu di atas rel.

Fenomena ini menimbulkan tanda tanya dan keingintahuan publik. Bagaimana cara remaja ini bisa hidup di kereta sepanjang waktu? Apa yang mendorong mereka untuk memilih gaya hidup yang tidak lazim ini? Mari kita kupas lebih dalam tentang gaya hidup unik ini.

Menariknya, remaja yang tinggal di kereta ini mencari solusi atas masalah untuk perumahan yang harganya lebih mahal di Jerman. Dengan biaya hidup yang semakin tinggi dan harga sewa rumah yang melonjak, banyak remaja dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah merasa sulit untuk mencari tempat tinggal yang layak. Sebagai alternatif, mereka memilih untuk menyewa gerbong kereta sebagai tempat tinggal.

Setiap hari, kereta mereka berkeliling lintasan yang ditentukan, tetapi sebagian besar waktu dihabiskan di stasiun-stasiun terutama di malam hari. Meskipun tidak memiliki fasilitas yang memadai seperti dapur atau kamar mandi, remaja ini menemukan cara untuk bertahan hidup di dalam gerbong kereta. Mereka membawa perlengkapan pribadi seperti sleeping bag, peralatan mandi portabel, dan peralatan memasak kecil untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Namun, keputusan mereka ini tidak sepenuhnya tanpa biaya. Diperkirakan biaya hidup seorang remaja yang tinggal di kereta mencapai setidaknya Rp 160 juta per tahun, termasuk biaya sewa gerbong, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Meskipun terdengar mahal, bagi sebagian remaja ini, ini merupakan pilihan yang lebih terjangkau dibandingkan menyewa rumah atau apartemen di kota-kota besar di Jerman.

Fenomena ini juga menimbulkan kontroversi di masyarakat Jerman. Beberapa pihak mendukung keputusan remaja ini dengan alasan mereka mencari cara bertahan hidup di tengah tantangan ekonomi, sementara yang lain khawatir akan kesejahteraan dan keamanan mereka. Pihak berwenang pun mulai mengkaji dampak dari gaya hidup ini terhadap remaja yang terlibat, serta mencari solusi untuk memberikan akses perumahan yang lebih terjangkau bagi generasi muda Jerman.

Dalam hal ini, fenomena remaja di Jerman yang tinggal di kereta setiap hari mencerminkan situasi sosial dan ekonomi yang kompleks di negara tersebut. Meskipun terlihat ekstrem, keputusan mereka sekaligus menjadi cerminan dari tantangan ekonomi yang dihadapi oleh generasi muda di Jerman.

Sebagai masyarakat global, kita perlu memahami bahwa realitas sosial dan ekonomi setiap negara dapat memunculkan cara-cara bertahan hidup yang unik dan tidak terduga. Dengan dukungan dan kajian yang tepat, suatu masyarakat dapat menemukan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan generasinya, termasuk memberikan akses perumahan yang layak bagi remaja Jerman.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved