Rekam Jejak PM Slovakia yang Ditembak, Ubah Kebijakan Jadi Pro Rusia
Tanggal: 17 Mei 2024 10:18 wib.
Perdana Menteri (PM) Slovakia, Robert Fico, menjadi sasaran penembakan oleh pria bersenjata pada Rabu (15/5), mengalami lima kali luka tembak yang membuatnya dalam kondisi kritis. Namun, kesehatannya kemudian stabil setelah menjalani perawatan medis yang intensif.
Menteri Dalam Negeri Slovakia, Matus Sutaj Estok, menegaskan bahwa percobaan pembunuhan terhadap Fico diduga bermotif politik dan terjadi sesaat setelah pemilihan presiden. Estok juga menyatakan bahwa penembakan tersebut membuat kondisi Fico dalam bahaya nyata.
Penembakan tersebut terjadi di Kota Handlova, Slovakia tengah, dan mengundang kecaman internasional. Slovakia, sebagai anggota NATO dan Uni Eropa, jarang mengalami kekerasan politik dalam sejarahnya.
Kebijakan luar negeri Slovakia juga mengalami perubahan signifikan sejak Fico menjabat sebagai PM. Awalnya bersifat pro-Eropa, kebijakan tersebut berubah menjadi cenderung mendukung pandangan pro-Rusia. Pada masa kepemimpinan Fico, Slovakia menarik dukungan militer untuk Ukraina, menolak sanksi terhadap Rusia, dan menentang potensi keanggotaan NATO bagi Ukraina di masa depan. Hal ini menunjukkan pergeseran sikap yang signifikan dalam hubungan internasional Slovakia.
Robert Fico, seorang politisi dengan karir panjang selama tiga dekade, memiliki kemampuan untuk mengubah kebijakannya secara lincah sesuai dengan kebutuhan politik yang muncul. Ia mampu meraih dukungan publik dengan deklarasi "Tidak ada satu putaran pun" untuk Ukraina, yang menarik bagi pendukungnya di Slovakia. Hal ini mencerminkan pandangan mayoritas warga Slovakia yang tidak sepenuhnya menganggap Rusia bertanggung jawab atas konflik di Ukraina.
Selain itu, latar belakang politik dan pengaruh Viktor Orban dari Hongaria juga mempengaruhi sikap politik Fico. Ia memandang Orban sebagai contoh politisi yang menjaga kepentingan negaranya dengan berani, dan hal tersebut juga menjadi perhatiannya dalam memimpin Slovakia.
Fico sendiri memiliki sejarah politik yang dimulai sejak bergabung dengan partai Komunis pada tahun 1986. Meski telah mengalami perubahan dalam dinamika politik Slovakia, Fico tetap memegang teguh prinsip untuk memperjuangkan kepentingan negaranya. Ia memimpin partai SMER-Sosial Demokrasi sejak 1999 dan mampu memanfaatkan ketidakpuasan terhadap reformasi ekonomi liberal untuk memenangkan pemilihan pada tahun 2006.
Namun, nasib politik Fico mengalami penurunan pada tahun 2018 setelah pembunuhan jurnalis Jan Kuciak dan tunangannya Martina Kusnirova, yang menyebabkan protes besar terhadap korupsi. Hal ini mendorong Fico untuk mundur dari jabatannya, dan partainya juga kehilangan kekuasaan pada pemilu 2020 karena janji partai-partai lain untuk memberantas korupsi.
Meski demikian, Fico tetap berusaha mempertahankan pengaruhnya dengan menyuarakan narasi pro-Rusia di tengah ketidakpuasan atas kebijakan pro-Barat dan perselisihan di pemerintahan. Ia juga menepis tudingan suap yang mempengaruhi partainya selama karier politiknya.