Qatar Tunda Mediasi Gencatan Senjata di Gaza
Tanggal: 17 Nov 2024 20:39 wib.
Qatar telah menunda mediasi antara kelompok Hamas Palestina dan Israel untuk mencapai gencatan senjata, hingga ada kesepakatan pembebasan sandera. Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa mereka akan terus berupaya mediasi hingga ada keseriusan antara Hamas dan Qatar untuk mengakhiri perang.
Selama berbulan-bulan, Qatar bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir untuk merundingkan antara Hamas dan Israel. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Qatar memberi tahu para pihak 10 hari lalu bahwa mereka akan menghentikan upaya mediasi jika kesepakatan tidak tercapai. Mereka tetap berkomitmen untuk melanjutkan upaya mediasi jika para pihak menunjukkan kemauan dan keseriusan untuk mengakhiri perang.
Perundingan terakhir pada pertengahan Oktober gagal menghasilkan kesepakatan, dengan Hamas menolak usulan gencatan senjata jangka pendek. Sementara Israel menolak beberapa usulan untuk gencatan senjata yang lebih lama. Ketidaksepakatan berpusat pada masa depan jangka panjang Hamas dan kehadiran Israel di Gaza.
Kementerian Qatar juga membantah laporan pers tentang masa depan kantor politik Hamas di Doha.
Reuters pada Jumat mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan Washington telah meminta Qatar untuk mengusir kelompok itu dan bahwa Doha telah menyampaikan pesan ini kepada Hamas. Namun, tiga pejabat Hamas yang berbicara tanpa izin mengatakan kelompok itu belum diberi tahu oleh Qatar bahwa para pemimpinnya tidak lagi diterima di negara itu. Qatar telah menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik Hamas sejak 2012 sebagai bagian dari kesepakatan dengan AS, dan kehadiran kelompok itu di sana telah memfasilitasi kemajuan pembicaraan.
Washington telah memberi tahu Qatar bahwa kehadiran Hamas di Doha tidak lagi dapat diterima dalam beberapa minggu sejak kelompok itu menolak usulan Oktober. Qatar belum menetapkan batas waktu bagi kantor politik Hamas untuk tutup atau bagi para pemimpin Hamas untuk meninggalkan Qatar.
Kementerian luar negeri Qatar mengatakan kantor Hamas telah menjadi saluran komunikasi antara pihak-pihak di Gaza dan mengatakan kantor tersebut telah berkontribusi pada gencatan senjata singkat dan pertukaran beberapa sandera setahun yang lalu. Qatar, yang ditetapkan sebagai sekutu utama non-NATO oleh Washington, telah lama berupaya berperan sebagai penghubung antara kekuatan Barat dan musuh-musuh mereka di kawasan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Qatar memiliki peran penting dalam upaya mediasi antara Hamas dan Israel, serta menjaga hubungan baik dengan pihak Barat. Meski demikian, Qatar juga perlu mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan mediasi yang diambil, termasuk pengaruhnya terhadap hubungan diplomatik dengan pihak yang terlibat dalam konflik.
Menurut seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut, Qatar telah mempertimbangkan kembali kehadiran Hamas di negara itu pada bulan April sebelumnya, yang menyebabkan beberapa pejabat Hamas pergi ke Turki. Namun, pemerintahan AS dan pemerintah Israel meminta Qatar untuk meminta mereka kembali setelah dua minggu. Hal ini menegaskan pentingnya peran Qatar dalam mediasi konflik di Timur Tengah.
Dalam konteks ini, Qatar juga harus memperhatikan keseimbangan hubungan luar negeri dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik di kawasan tersebut.
Jika Qatar berhasil memediasi kesepakatan antara Hamas dan Israel, ini dapat menjadi pencapaian diplomasi yang signifikan bagi negara tersebut. Namun, apabila keputusan mediasi yang diambil tidak sesuai dengan keinginan semua pihak terkait, Qatar juga perlu mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi konsekuensinya.
Dengan posisi Qatar sebagai tuan rumah pangkalan udara AS terbesar di Timur Tengah, serta perannya dalam negosiasi antara kekuatan global dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik di kawasan tersebut, Qatar memiliki tanggung jawab besar sebagai mediator. Selain itu, kesuksesan dalam mediasi konflik di Gaza dapat membawa dampak positif bagi hubungan diplomatik Qatar dengan pihak-pihak terkait.
Oleh karena itu, Qatar perlu terus berkomitmen dalam upaya mediasi antara Hamas dan Israel, serta mempertimbangkan secara matang konsekuensi dari keputusan mediasi yang diambil. Qatar dapat memperluas perannya sebagai mediator yang dapat dipercaya dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, dan mendapatkan pengakuan internasional atas usahanya dalam mencapai perdamaian di kawasan tersebut.